Jumat, 29 April 2016

Tanda tanya

Apa jadinya jika dunia tanpa "tanda tanya" (?). . .
Sedikit berbagi keresahan dari apa yang saya alami akhir-akhir ini, dimana kepala saya dipenuhi oleh bergai pertnyaan. Mulai dari kenapa?, kapan? dan bagaimana?. Entahlah pertanyaa-pertanyaan itu bermunculan silih berganti, menari-nari menertawakan kebingunganku yang tak bisa menjawabnya.

Hingga kupilih untuk menepi, mencari celah untuk aku melihat sekeliling, seolah ku "pause" diriku sendiri dan aku bisa melihat lalu-lalang orang-orang, hingar-bingar suara yang memekakan telinga. Hingga aku bisa mendengar percakapan mereka, mendengar kegundahannya, dan beribu keluhan yang terlontar dari mulut-mulut ganasnya.. Ah, ternyata bukan hanya aku yang punya seribu tanya, merekapun demikian.
Ku sandarkan punggung pada tembok sebuah mushola kecil, kutarik nafas dalam dan kuhembuskan.
Meresapi setiap inchi udara yang masuk kedalam paru-paru, menukarnya dengan karbondioksida..

Ku ulang pertanyaan itu  "Bagaimana jadinya jika dunia ini tanpa tanda tanya (?)" dan jawabanku : "Jika dunia ini tanpa tanda tanya (?) maka Manusia akan berhenti bergerak, karena sejatinya pertanyaanlah yang membuat kita terus bergerak dari satu tempat ketempat lain. Mencari jawaban atas sejuta tanya yang menhantui. Seorang ayah yang terus bekerja demi memenuhi pertanyaan "akankah anakku bisa makan esok hari", seorang mahasiswa terus mengerjakan tugas yang dibebankan dosen padanya demi satu pertanyaan "akankah aku lulus pada waktunya", seorang wanita terus bergerak mencari ilmu, belajar memantaskan diri demi satu pertanyaan "kapankah dia akan memjemputku". Jadi terang benderanglah kini, bahwa tanda tanya (?) telah membuat kita terus bergerak, hingga waktu kita didunia ini habis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar