Sabtu, 09 April 2016

Jiwa Yang Tenang






Duhai jiwa yang tenang, menetaplah disini...
Terhanyutku dalam tantunan sabda Nya...

Saat ku terbangun dan bisa menghirup udara pagi yang sejuk meski  terasa sesak karena dada sempit terhimpit. Terhimpit oleh ke-egoisan diri, keserakahan dan keangkuhan. Sering kali mencari siapa yang salah dari kejadin ini, namun enggan menoreh diri yang penuh duri. Duri yang menggoreskan luka pada siapa yang mendekat. Ya Rabb, betapa ku malu pada Nabi ku yang membalas semua caci, hina dan luka hati dengan mendoakan yang terbaik untuk para pencaci, para penghina yang nestapa. Kisah Tho'if yg memberi cambuk bagiku, betapa Nabiku mengajariku kelembutan, meski jibril menawarkan membinasakan penduduk Tho'if dengan melemparkan gunung agar mereka binasa. Namun Nabiku memilih mendoakan mereka dengan harapan akan ada dari keturunan Tho'if yang akan beriman.

Saat kuterbangun dgn hati terhimpit,  kurasakan bahwa Langit memberiku satu kesempatan untuk belajar lapang dada. Satu hari yang diberikan Langit agar aku bisa belajar ikhlas, memaafkan, menjadi rendah hati dan memberiku kesempatan untuk menjadi pribadi yang lembut.

Lewat orang-orang hebat yang berjumpa denganku, Langit hendak mengajariku bahwa diatas langit masih ada langit. Langit mengajariku agar tak berjalan dibumi ini dengan kesombongan. Toh semua ini hanya sementara, dunia tak ada artinya.

Lewat orang-orang pencibir dan penghina, Langit tengah mengajariku arti memaafkan.
Arti kesabaran, arti keihlasan. Bahwa dunia itu hina, dan siapa yang mengejar dunia, maka ia adalah para pengejar kehinaan. orang yang menghina, sebenarnya tengah memperlihatkan kehinaan dirinya sendiri.

Saat diri banyak tanya, dan banyak pinta. Tak pernah cukup dengan karunia Mu yang begitu melimpah. aku tertegun dengan satu kutipan dari buku yang kubaca disepertiga malam yang gundah, seolah langit berkata

"Sudahkah kalian percayakan kehidupan kalian kepada-Ku sepenuhnya?"

Dan tak kuasaku menahan hujan yang turun dari sudut mata ini.... Ya Robbi ampuni kami...

Hari-hari ini, aku banyak belajar tentang merunduk,...
Merasakan kerdilnya diri dihadapan Kebesaran Mu..
Merasakan hinanya diri  dihadapan Keagungan Mu...
Memohon ampunan Mu dengan noda sebanyak bumi.
Namun dalam sabda Mu aku tahu bahwa Ampunan Mu seluas jadad raya.
Demi Zat yang dunia ada dalam genggamanNya,.
Raja dihari pembalasan.
kuserahkan hidup dan matiku.
Mohon ampuni kami...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar