Assalamualaikum...
Bismillahirrohmanirrohim..
Malam yang gelap selalu memberi kesempatan untuk kita bermuhasabah, apa yang sudah kita perbuat siang tadi? berapa hati yang terluka karena lisan kita? berapa hati yang gambira karena lisan dan tingkah kita? berapa pundi yang kau simpan untuk akhiratmu? adakah lisan ini membuat hati sesama terluka, namun belum sempat terucap maaf. Malam memberi ruang untuk dapat menata hari esok. Semoga kita selalu bisa menjadi pribadi yang mau belajar dan dapat mengambil pelajaran dalam setiap perjalanan hidup.
Teringat beberapa hari yang lalu tentang sebuah potret kehidupan. Dunia ini mungkin terlihat tak adil, bagi sebagian orang hidup itu tinggal dijalani dengan semua fasilitasnya, namun bagi sebagian yang lain hidup itu harus diperjuangkan. Dunia tak selamanya adil, ada kejahatan yang tak terbalaskan, ada kebaikan yang tak terjelaskan, karena itulah ada "Hari Pembalasan".
Langit sore dikota ini selalu tampak indah dengan sinar keemasannya, memberikan pesona bagi semua penghuninya. Sore hari, saat sebagian orang mulai pulang dari aktifitasnya, membawa cerita harinya untuk dibagi bersama keluarga. Sore itu, seperti biasa saya pulang kerja dengan menggunakan kendaraan umum (mengurangi macet, alibi), perjalanan pulang yang melewati rumah-rumah penduduk dengan semua aktifitas disore harinya, terlihat sebagian anak-anak ABG menghabiskan waktunya dengan ngumpul-ngumpul di teras rumah, ada juga sebuah keluarga yang asyik tertawa, terlihat begitu riang. Hingga saya melewati pasar yang sudah mulai sepi, tanda penghuninya sudah beranjak pergi. Disitu saya melihat pemandangan lain, seorang bapak-bapak yang sedang berada digalian saluran air, dia menngunakan kaus warna kuning dengan penuh lumpur. Rupanya bapak itu salah satu pekerja proyek pembuatan saluran air. Kau tau, apa yang terlintas dalam fikiranku? waktu itu aku berfikir "aku yakin dia adalah kepala keluarga yang sedang mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya, terbayang jika dirumahnya seorang istri tengah menanti kedatangannya, dan anak-anak yang menunggu ayahnya pulang membawa sesuatu". Kau tau, seorang ayah akan melakukan pekerjaan apapun untuk keluarganya, tak perduli itu bayarannya kecil, tak perduli sekotor apapun pekerjaan itu, peluh yang keluar tak akan dia rasakan demi mengidupi keluarga. Kau tau, berapa bayaran yang bapak itu terima untuk satu hari kerja? aku yakin itu hanya cukup untuk hidup satu hari dengan pas-pasan. Kau tau, seorang ibu harus bisa membagi uang itu untuk makan sekeluarga dan jatah jajan anak-anaknya. Bagi mereka hidup itu harus diperjuangkan, karena jika satu hari saja ayah itu tidak bekerja, maka ibunya akan berpuasa untuk mmenuhi kebutuhan anaknya. Kau lihat, betapa seorang ayah itu adalah manusia paling kuat. Tapi lihat, siapa yang selama kau banggakan kawan? kau hanya mengelu-elukan spiderman, superman yang katanya pahlawan kebenaran. Tidakkah kau fikir, bahwa pahlawan sebenarnya adalah ayahmu. Dan coba kau tengok sesosok perempuan yang selama ini menemanimu. Ibu, dia adalah wanita tersabar yang pernah Allah ciptakan didunia ini. Kau lihat, seluruh waktunya tersita hanya untukmu anaknya. Ibu rela tak tidur saat kau sakit demi menjagamu, ibu rela jatah makannya kau makan agar kau tetap tumbuh. Ingatkah engkau kawan, saat makanan yang kau makan tak habis, sisa makanan itu kau berikan pada ibumu, namun ibu tak pernah protes. Tak dapatkah kau rasakan kasih sayang itu? namun apa yang terjadi, kau malah membalas kasih sayang ibumu dengan bentakan saat keinginanmu tak ia penuhi, kau lebih memilih teman kencanmu yang baru beberapa bulan kau kenal dibanding ibumu.
Itu baru seorang pekerja saluran air. Dilain waktu, saya pernah melihat seorang bapak-bapak yang sudah cukup tua mendorong gerobaknya, padahal waktu sudah hampir senja (mendekati magrib) dan saat itu hujan turun, seorang bapak tua tersebut tepat berhenti didepan jendela kamar saya, sambil melihat dagangannya yang masih lumayan banyak, dia lihat dagangannya (dia penjual makanan) dan dibalik jendela kamar, saya melihat tatapan matanya yang kosong, seolah menerawang entah kemana. Dia menarik nafas, menutup wajan makanan yang dia buka, dan kembali berjalan. Sungguh ayah adalah mausia kuat yang Allah ciptakan untuk kita. Bersyukurlah dengan apa yang kita miliki sekarang.
Kawan, orang tua adalah dua mahluk Allah yang wajib kita muliakan. Kau tau, kita bisa seperti sekarang ini, ini berkat doa-doa mereka yang selalu dipanjatkan untuk kita anak-anaknya.
Mungkin kalian yang kebetulan membaca tulisan ini bukan dari bagian orang yang harus memperjuangkan hidup, tapi ketahuilah siapapun kalian, kita bisa sampai pada posisi kita sekarang, itu adalah berkat orang tua kita. Bagi kalian yang merasa berkecukupan, lihatlah sekeliling. Tengok kanan kiri kita, adakah yang memerlukan uluran tangan kita. Hidup itu bukan sekedar menikmati, kau pergi jalan-jalan ketempat yang kau sukai, bembeli apapun yang kau inginkan, bukan kawan. Tapi hidup itu adalah soal berbagi, pernahkan kau merasakan bahagia saat orang yang kau beri tersenyum dengan apa yang kita berikan? mungkin bagimu itu tak seberapa, tapi bagi mereka itu sangat berharga kawan.
"Berbaktilah pada Orangtua mu, katakan terima kasih atas semua kasih sayangnya, dan mintalah pada Allah untuk memuliakan mereka karena hanya Allah yang bisa membalas semua kebaikan mereka. Doakan selalu mereka dan setiap sujud panjangmu pada Sang Khaliq".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar