Minggu, 28 Agustus 2016

Kenapa harus sibuk me-labeli orang lain..?

Selamat subuh dihari ahad..... yeaaaayyy mari bersibuk-sibuk dihari ini.

Tulisan ini murni untuk mengingatkan saya pribadi, bahwa janganlah kita terlalu sibuk me-labeli orang lain hanya dengan melihat luarnya saja.

Kalian permah mendengar seseorang yang bilang "eh, tau gak si A pelit tau", "eh, si B jutek bangat ya", "itu si C kerjaannya marah-marah mulu", "si D bawel banget ya", "si E ember bocor tau", "si E centil banget", "ih si F nyebelin ya orangnya", dll. Saya sarankan untuk tidak menelan mentah-mentah pernyataan seperti ini. Apa hak kita me-labeli orang sedemikian rupa, sedangkan mengenalnya saja baru bebrapa waktu, hanya ketemu dikantor, hanya bertemu di satu komunitas. Saya rasa tak bijak jika hanya sempat berinteraksi beberapa saat, lalu kita dengan mudahnya melabeli seseorang. Saya kasih contoh ya : Seorang anak perempuan yg lahir dr keluarga sederhana, tidak pernah menerima bentakan dari orang tuanya, dan memang mempunyai nada bicara yang tinggi, sedang belajar agama (dia memahami bahwa hukum asal wanita dan laki-laki adalah dipisah, sehingga dia menghindari intersaksi dengan lawan jenis, kecuali jika itu diperlukan. Dia juga sedikit bicara, karena menurutnya banyak bicara memberikan peluang untuk banyak salah. Bicara yang baik atau diam itu pilihannya). Sementara lingkungan sekitar yang rata-rata terdiri dari manusia kebanyakan. Banyak yang bilang klo dia itu jutek (lantaran jarang ngomong), banyak juga yang bilang dia itu pemarah (karena nada bicaranya yg memang tinggi), ada juga yang bilang dia itu sulit (lantaran klo udah kesinggung-an, katanya). Padahal tadi saya jelaskan diatas bagaimana latar belakangnya bukan. Sementara beberapa orang sudah melabeli nya dengan berbagai label. Ah, manusia memang mahluk yang ribet ya. Semua orang ingin dihargai dan diperhatikan, sementara mereka lupa untuk menghargai orang lain. Setiap urusan ingin dibantu dan dipermudah, sementara jika gagal malah ngamuk sama yg memberi tolong (uyuhan yah.. ahahhaaha).. Udah ah itu aja. Jangan capek-capek memberi label pada orang lain, karena kita tak benar-benar tau tentang mereka. Sibukkan diri dengan melabeli diri sendiri. Berikan label pada diri sendiri bahwa saya orang beriman, udah cukup. Banyak-banyak istigfar, banyak-banyak muhasabah, banyak-banyak inget mati. Toh di yaumil hisab kelak, kita tak akan diminta pertanggungjawaban atas label yang mereka berikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar