Akhir-akhir ini lagi booming banget sama kata "nikah muda" lantaran salah satu anak ustadz kondang nikah diusia yang masih belia atau lagi ranum2nya lah (nah lhoooo kaya buah aja, ranum segala). Teman kantor, teman pengajian, materi pengajian, bisik-bisik rempong ibu-ibu saat beli sayur, postingan di medsos, status bbm dan lain-lain semunya membahas topik "itu". Dan lagi, baru2 ini juga ada sebuah buku yang release dipasaran yang dari judulnya pun sudah bikin baper "Kau Penggenap Imanku".
Banyak teman curhat tentang ke-baper-an nya. Menumpahkan segala ke-galauan dan tak jarang dihiasi uraian air mata, sungguh cerita sendu. Apalagi kini banyak meme berserakan dijagat maya yang dengan angkuhnya berceloteh "yang 17 tahun udah nikah, yang 25+ kemana aja?" yah kurang lebih seperti itu-lah ya.. Jujur tulisan ini mewakili teman-teman yang memang sedang galau karena fenomena "*lv*n" ini (entah karena gue ada dilingkaran galau itu. Tapi enggak, aq gak galau kok. Beneran). Sebenernya lagi-lagi sudah sangat sangat sering kita mendengar bahwa sannya jodoh itu ada ditangan Allah, permasalahan hidup, mati, dan termasuk jodoh itu mutlak hak Allah. Mau ngasihnya kapan, sama siapa, dimana, itu ya gimana Allah aja. Dalam memahami takdir (kata ini populer setelah islam bersinggungan dengan filsafat. Sedangkan sejak masa Rasulullah an para sahabat, hanya mengenal Qadha dan Qadar saja). Dalam hal ini ada daerah yang manusia kuasai dan dearah yang menguasai manusia.
Mana saja daerah yang manusia kuasai? yaitu segala sesuatu yang manusia diberikan pilihan. contohnya pilih ngaji atau nongkrong, pilih nonton tv atau bantu mama masak. Hal-hal semacam itu adalah daerah yang manusia kuasai. Jika kemudian ada seseorang yang bodoh karena sering nongkrong daripada belajar lantas berkata "saya memang ditakdirkan menjadi bodoh" NO, itu adalah salah besar. Karena pada hakikatnya Allah sudah memberikan waktu yang sama pada setiap manusia, 24 jam diseluruh Dunia. Potensi yang tentu saja Allah berikan pula pada hambanya, dimana setiap manusia Allah anugrahkan Akal untuk dapat perfikir. Oke, terang???? terang-lah ya :)
Lalu dearah mana yang menguasai manusia? Nah, dearah yang menguasai manusia adalah diamana manusia tidak bisa menentukan pilihan. contohnya: kita tidak bisa request pada Allah untuk terlahir dengan jenis kelamin laki2 misalnya. Atau ingin terlahir sebagai kupu-kupu saja biar bisa terbang. Nah, kita tak bisa memilih bukan?. Kita ingin lahir ditempat nama (klo bisa request tentu saya akan minta dilahirkan di mekkah :)). Contoh lain, misalnya kita tidak bisa memilih untuk menghindari musibah spt tsunami misalnya, kecelakaan (namun yang bisa kita usahakan adalah tetap berkemudi dengan benar).
Oke, balik lagi ke masalah "nikah muda" dan "jodoh", siapa coba yang tidak mau nikah muda? Duhai para manusia, fahamilah bahwa kita tidak tau seberapa usaha teman kita untuk menggenapkan separuh agamanya. Kita tidak tau-kan klo para Jofisa(jomblo fisabilillah), telah berikhtiar semampu mereka. Kita juga tidak tau ada beban apa sehingga teman-teman kita masih belum mengakhiri keganjilannya. Mungkin masih ada beban keluarga, mungkin masih belum siap ilmu agamanya. Mungkin baru saja gagal taaruf (rada beurat pas ngtik ini, hahaha) Dll
Lagi, lagi dan lagi cobalah fahami para teman kita. Klo niatnya mau memotivasi ya silahkan saja, tapi ya jangan nyindir-nyindir. Klo memang peduli, bantu mereka dalam memantaskan dirinya. Klo kalian rasa sudah pantas, yah sodorin aja calonnya (jangan cuman nyinyir aja).
Jadi, dearah yang kita kuasai dalam urusan ini adalah berusaha memantasakan diri dihadapan Allah bahwa kita sudah layak untuk Allah genapkan. Jikalau Allah masih belum memberinya, tetaplah berhusnudzon kepada Allah dan teruslah belajar, belajar dan belajar memantaskan diri. Sejatinya jodoh yang pasti bagi kita adalah kematian. Setiap mahluk bernyawa pasti berjodoh dengan kematian.
Wallahu A'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar