Jumat, 26 Agustus 2016

Lalu apanya yang salah??



Haiiii haiiii.... Selamat hari jumat, selamat besok sabtu yaaa... ahahahaha
Sebenernya udah dari kemarin sore pingin numpahin jutaan huruf yang bejubel dalam tempurung. Namun apalah daya, ada kerikil kecil yang menghalangi. Yooo wesssss, pagi-pagi langsung ngacir deh kesini.

Udah lama banget, dan berkali-kali pula saya denger kata-kata itu. Hingga disuatu sore (klo tidak salah. ahaha ketahuan banget pikunnya) ada status teman di bbm yang rasa-rasanya nyentil bangetya...
kurleb seperti ini "Berhijab tapi pacaran? Hijabnya udah lebar tapi masih berduaan sama bukan mahramny. jadi? #gakmausuudzon" Nah, begitulah bunginya (nyanyi kali ah). Sebenarnya klo kita gunakan logika jenaka mudah saja. Lhaaaa, wong yang sudah hijab-an puanjang bin lebar aje masih begono gimana dengan mereka yang gak berhijab. Soo?? you know kan? (masih belom mudeng?) oke lanjuuut..

Seorang penulis pernah bercerita tentang seorang wanita yang dia sudah berhijab lebar (lagi-lagi yah, si hijab jadi tersangka) namun wanita itu masih ngejar-ngejar cwo dan mempermalukan keluarganya sendiri (menolak lamaran seorang laki2, hanya kerena dia kepencut cwo lain). Dan lagi fenomena disekitar yang biasa kita lihat, di moooolll, di anggkot, di tempat gawe, di manapun ituh buanyaaak sekali mereka yg sudah berhijab gede masih tak beretika, kenapa saya bilang begitu? karena masih TIDAK MENJAGA INTERAKSINYA DENGAN LAWAN SPESIES (sorry caps lock jebol... hihi biar kelihatan), dan ini juga yang menjadi salah satu alasan saya untuk bikin tulisan ini, lantaran gereget sama seorang yang katanya sudah "hijrah" namun masih begitu... Yah, itu yang ane bilang diatas, itu yang ditulis pake huruf kapital...wkwkwkwk

Oke lanjut, sejujurnya kemajuan perkembangan dakwah islam dinegeri ini menunjukan kemajuan yang signifikan. Kini banyak kita jumpai dimana-mana banyak sekali kajian agama yang bisa kita ikuti, baik yang online maupun offline. Ini menunjukan bahwa adanya kesadaran dari para pemuda/i kita untuk kembali kepada islam, mengkaji islam, apasih islam itu? dsb-lah ya... Sehingga dari kajian-kajian itu muncul-lah fenomena komunitas yang mengatasnamakan hijrah,komunitas cinta islam, komunitas hijaber, dan lain-lain (lko disebutin satu2 gak bakal cukup satu minggu kayanya) ditambah lagi, beberapa tahun terakhir ini telinga kita sudah tidak asing lagi dengan kata "syar'i" mulai dari brand sebuah produk (hijab syar'i, jas hujan syar'i, baju syar'i) dan lain-lain lagih.. Para wanita menggunakan hijab syar'i seolah-olah sudah menjadi trend tersendiri. Ini sungguh membuat hati senang bukan? dimana hijab sudah bisa diterima dengan luas oleh masyarakat kita. Namun lagi-lagi masalahnya tidak berhenti sampai disitu, penggunaan hijab syar'i ini tidak lantas membuat kelakuan (ahlak) dan sikap seseorang berubah 360 derajat menjadi alim pula. Dan inilah yang menjadi bumerang saat ini. Hijabnya udah besar, namun yang menjadi topik pembicaraan masih ngeceng cwok, masih seputar belanja, masih seputar hijab apa ya yg lagi "in" sekarang, hangout yang enak dimana ya dll. Bukan tidak boleh, namun mari kita lihat lebih jauh lagi. bahwa sannya jatah hidup kita disini gak lama, sayang klo dihabisin buat nongki2 dan happyng fun ajah (sorry inggrisnya belepotan, biasa makan sampeu). Jika melihat dari sudut padang ini saja sudah dapat gambaran-lah kita bahwa yang menggunakan hijab lebar itu tidak serta merta mereka yang faham agama. Apalagi jika melihat perkembangan hijab dari beberapa tahun kebelakang, dimana sebelumnya sangat jarang sekali yang menggunakan hijab lebar. Pada awal tahun 90'an penggunaan hijab lebar hanya terbatas pada kalangan tertentu saja. Oke sampe disini mudah-mudahan udah rada ada bayangan.

Nah, selanjutnya...PR besar bagi kita semuanya (bagi yang sudah paham tentang hijab), adalah bagaimana memunculkan kesadaran pada mereka yang sudah berhijab lebar namun masih minus itu. Menurut hemat saya, miliaran manusia di dunia ini, dan jutaan orang yang sudah kita temui diantaranya, mereka hidup dari latar belakang yang berbeda-beda, perjalanan hidup yang juga tak se-sederhana yang kita bayangkan, kemampuan intelektual yang juga bermacam-macam, wawasan yang berwarna dan entah pengetahuan mereka seberapa banyak tentang tsaqofah islam ini. Maka dari itu mari kita semua belajar menjadi bijak, tidak menjeneralisir satu fakta dengan tanpa melihat latar belakangnya. Menurut saya, mengarahkan satu telunjuk untuk menyalahkan orang lain adalah satu hal yang tidak cerdas. Bukankah kita pernah mendengar "hisablah dirimu sendiri sebelum dihisab kelak", kata-kata yang dalam dan sarat makna. Mari kita ajak mereka yang sudah berhijab lebar minus itu untuk sama-sama mengkaji islam lagi, minimal dengan kita memberi contoh yang benar. Tak peduli dia melihat atau tidak, karena cahaya yang terang dalam kegelapan akan selalu dicari. Tulisan ini, menjadi pengingat untuk saya pribadi bahwa san-nya  PR kita masih banyak. Ketika saya melihat lingkungan sekitar yang kurang baik (seperti yang sudah saya jelaskan diatas) saya lebih melihat diri saya sendiri, bukankah kita itu adalah cerminan siapa teman/lingkungan kita. Maka ketika saya lihat seseorang yg hijab lebar tapi minus, saya melihat diri saya. Bahwa jangan-jangan saya salah memberikan contoh pada mereka. Wallahu a'lam

Tulisan ini hanya rangkaian kegundahan yang mencoba mengurai benang kusut saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar