Minggu, 23 Agustus 2015

Sukses itu ?







Segala Puji hanya milik Allah, Rabb yang sampai saat ini tak pernah henti memberikan kesempurnaan nikmat.




Sejak kecil, entah sudah berapa ribu kali kita mendengar kata sukses.Saat kita keluar sekolah,
teman-teman kita selalu berkata "semoga kita semua bisa sukses". Setiap memperingati hari ulang tahun,
rekan dan kerabat selalu memberikan ucapan "semoga sukses". Pun ketika kita ditanya oleh orang lain perihal cita-cita apa yang ingin dicapai, maka kita akan menjawab "saya ingin sukses".
Sukses, sukses, sukses.. But, apa sebenarnya arti sukses???
Sukses seperti apa yang engkau inginkan? tentang ini, aku telah beberapa kali melihat dari berbagai sudut pandang, merasakan berbagai cara untuk meraih 'sukses', mengerjar sekuat tenaga demi sebuah kata 'sukses'. menciptakan beberapa target yang kukira itulah sukses yang ingin kucapai, namun saat aku bisa meraihnya, selalu ada yang kurang... Dulu.. aku sangat ingin kuliah, dengan sekuat tenaga aku mewujudkan mimpi itu, namun satelah selesai, aku kembali melirik yang lain, berandai-andai tentang sesuatu yang rasanya ingin kucicicpi, kuliah ditempat bonafit dan merasakan semua fasilitas dengan nyaman, kulaih dengan tenang dan belajar dengan nyaman. Tak sepertiku yang waktu itu harus rebutan waktu, saat ditempat kerja, maka fikiranku akan terus memikirkan kuliah, harus mencari biaya sendiri untuk membayar semua biaya kuliah.
Dan kuliah yang aku ikuti terasa sangat pas-pasan. entah memang itu kualifikasi yang bisa diraih oleh seorang D3 lulusan tempat kuliahku atau bagaimana, namun yang kurasa sekarang aku merasa bodoh bila dibandingkan dengan teman ku yang lain dengan jurusan yg sama namun mengenyam pendidikan ditempat yang lebih bagus. Disisi lain, ketika aku bertemu dengan seseorang yg dia memperoleh fasilitas yang harusnya bisa dia gunakan dengan baik, tapi hasil yg diperoleh tak lebih baik dari yang aku peroleh. Dan nun jauh disana, ada begitu banyak orang yang jauh kurang beruntung, kau tau, di belahan bumi lain banyak anak-anak kelaparan jangankan memikirkan untuk bisa sekolah, untuk makanpun mereka tak ada. Dan dibelahan bumi lainnya lagi ribuan anak yang tak berdosa dibantai tanpa ampun, itulah anak-anak Palestina. namun kufikir ribuan anak meninggal itu, jauh lebih beruntung karena mereka mati  syahid dan syurga menjadi jaminan bagi mereka. Maka itu adalah sebaik-baik tempat kembali. disini aku perlu bersyukur yang lebih banyak pada Langit, yang telah memeberiku kesempatan. mungkin benar, tak ada yang namanya sekolah atau universitas bonafit, yang ada hanyalah orang yang memang berkualitas. SO,,, Alhamdulillah atas segala nikmat Mu yang Sempurna.


Jika sukses diartikan punya uang banyak, maka bunih diri tak akan dilakukan oleh banyak pengusaha yang dia punya banyak uang, namun memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. ambil contoh Jasse Lauriston Livermore seseorang kaya raya dari hasih pasar saham. uangnya banyak, namun mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.  Ini membujtikan bahwa sukses dengan banyak uang bukan sumber utama kebahagiaan.

Dan jika popularitas adalah makna sukses yang dimaksud, maka artis-artis tidak perlu mencari pelarian dengan narkoba, toh sukses telah mereka raih. Kembali lagi, ini hanya masalah persepsi dan rasa. Rasa apa yang ingin kamu peroleh. Saat aku melihat makna sukses dari berbagai sudut pandang, maka aku menemukan satu kata yang sesuai dengan kata sukses yang ideal yaitu "Ketenangan".  Dan kau tak akan menemukan tenang dalam uang, tahta dan popularitas. Ketenangan hanya akan kita peroleh saat kita mengenal Allah.

Setelah aku berlari, mengejar kebahagiaan dengan 'sukses' yang banyak orang bicarakan yaitu tentang uang dan popularitas, maka aku menepukan sudut pandang baru, bagiku 'sukses' adlah saat kita berbagi. Saat kau mengulurkan tangan pada mereka yang membutuhkan, saat senyum mereka merekah karena uluran tanganmu, maka saat itu kita akan merasakan bahagia, dan itulah makna sukses yang sebenarnya "Berbagi".
Tak usah kita menunggu banyak uang untuk bisa berbagi, tak usah kita menunggu untuk terkenal, agar bisa berbagi. Tak masalah menjadi orang 'besar' atau 'kecil' karena Langit punya alasan kenapa kita dijadikan menjadi orang besar atau kecil.. Berbagilah dari yang mampu kita jangkau..

Karena dalam berbagi kau akan mendapat kebahagiaan....
Dan aku hanya ingin yang di Langit tersenyum melihatku berbagi....



Sabtu, 22 Agustus 2015

Assalamualaikum Cinta


Dengan menyebut nama Allah, Rabb yang maha memberi pelajaran.

Sudah beberapa hari ini, aku membaca beberapa novel tentang sejarah dan tak hanya itu, ada beberapa buku sejarah yang sengaja aku beli juga. Well, ditambah lagi ada satu film yang release dipenghujung tahun 2014 lalu yang baru sempet aku tonton, yups... Assalamualaikum Beijing, film yang begitu menginspirasi.
Saat cinta mengantarkan Asma kenegeri China dan Zong wen yang datang dari negeri yang jauh untuk menemui takdirnya.. Ah, semua begitu indah. disini aku belajar, betapa islam sebenarnya telah menjangkau separuh Dunia, sejarah yang tidak bisa diabaikan begitu saja. China negara yang mayoritas penduduknya beragama Konghuchu, ternyata jauh sebelum itu, beberapa abad yang lalu, China mempunyai hubungan yang baik dengan dunia islam, ada satu mesjid Guangzho yang merupaka mesjid tertua di negeri China, dibangun untuk menghormati Saad bin Abi Waqas yang mengunjungi China, menurut beberapa sumber, Saad bin Abi Waqas lah orang pertama yang menyebarkan islam dinegeri China. Ini sungguh merubah persepsiku tentang orang-orang China.

Senin, 17 Agustus 2015

Karena Mantan gebetan setitik, rusak Move on Sebelanga... ^^




 Segala Puji hanya milik Allah, Rabb yang maha menumbuhkan Cinta....

Nisa, seorang gadis usia 22 tahun yang sedang semangat dengan dunia kuliahnya.
(flassback sejenak) Sejak sekolah SMA dulu, ada beberapa cowok ganjen yang mencoba mendekatinya.
Namun Nisa, begitu gadis itu biasa disapa selalu menganggap ucapan 'cinta' (nembak kalo bahasa gaholnya mah) sebagai sebuah lelucon. Sayang seribu sayang, sekuat-kuatnya benteng pertahanan Nisa untuk tidak pacaran, ternyata ada satu cowok yang dia taksir juga (kecengan meureun yah) dan cowok itu, sebut saja Angga juga naksir sama Nisa, beberapa kali Angga menyatakan perasaannya, dan lagi-lagi Nisa hanya membalas dengan tersenyum dan menanggapinya dengan lelucon (padahal hatinya kecolongan juga). Hingga akhirnya mereka pernah beberapa kali jalan, sebelum akhirnya dunia persekolahan disibukkan dengan persiapan ujian negara, yang merupaka momok menakutkan bagi para anak kelas 3 SMA.

Beberapa Tahun Kemudian...
Tak terasa, 4 tahun sudah berlalu dari masa SMA. Nisa, remaja polos itu kini sudah berubah menjadi gadis sederhana yang berjuang gigih demi masa depan dan cita-citanya. Untuk bisa duduk dibangku kuliah, dia harus menundanya selama 2 Tahun demi mencari biaya masuk perguruan tinggi, dan menimba ilmu disana.
Seiring berjalannya masa, pengetahuan Nisa terus bertambah. Sebagai mahasiswa yang aktif di lembaga dakwah, Nisa punya banyak kegiatan. Semenjak dia nyemplung di LDK pula, pengetahuan Nisa akan ilmu agama semakin bertambah, kalau dulu ia menggunakan kerudung hanya mengikuti trend alias kerudung gahol, sekarang Nisa sedang berusaha menggunakan hijab syar'i, dibutuhkan kemantapan hati untuk melangkah, apalagi Nisa masih suka sayang kalo lihat baju2 imut yang harusnya menjadi mihnah (baju u/ dirumah seorang muslimah ) melambai2 minta dipake buat kekampus. Selain itu, kemantapannya untuk tidak pacaran sampai ia nikah, juga butuh kekuatan super baja, mengingat dulu dia tidak ingin pacaran karena takut hamil diluar nikah (bukan berdasarkan iman yang kuat). Singkatnya, kini Nisa sedang dalam proses hijrah, menjadi hamba Allah, yang tunduk dengan sempurna pada ketentuan langit (Allah).
Disuatu malam minggu yang cerah, Nisa yang harus berangkat ngampus rada sedikit ogah-ogahan lantaran siangnya, dari pagi sampe sore dia kudu lembur dikantor dengan kerjaan segambreng, atasannya lagi rewel banget, minta ini-itu dalam waktu yang bersamaan, membuat Nisa pusing tujuh keliling dibuatnya.

Pukul 16.00, Saturday 2012
Dengan lusuh Nisa keluar dari kantor, ada sedikit ragu untuk berangkat kekampus hari itu, badannya udah minta istirahat, namun dia gak mau kalo sampai ketinggalan kuliah. Akhirnya Nisa berangkat juga utuk kuliah.
Ingin hati dia pulang dulu untuk bisa mandi dan pergi ngampus dengan keceh dan fress. Namun apalah daya, waktunya sudah tak cukup lagi, dia ada jadwal kuliah pukul 17.00 sementara waktu tempuh kantor-kampus sekitar 1jam. Padahal ia pengen banget ganti baju, mengingat baju longdress yang ia pake hari itu sudah terkena kuah sop mang ujang, saat ia tak sengaja menumpahkannya karena saking kagetnya di tegur bos dengan suara bariton. So, jadilah bajunya sedikit berparfum sop (betapa malangnya nasibmu nak).
Sampai dikampus, belum terjadi hal-hal yang akan membuatnya down. Perkuliahan berjalan seperti biasa. Hingga waktu pulang tiba, sekitar pukul 20.00 seperti biasa teman-teman Nisa ngajak nongkrong nangkring dulu sebelum pulang, "Nis, nongkrong dulu yuk si Cepi ultah, mau ditraktir kita" ajakan Adi begitu menggiurkan. "Iya Nis makan besar gretong, mayan perbaikan gizi" Mita nyeletuk dan langsung disorakin yang lain. "Enggak ah, aku capek banget hari ini, badan berasa abis digiles belong. Lagian besok aku ada rapat LDK" "aku dibungkus aja ya Cep, kebetulan laper nih" Nisa menjawab. "Huuuuuuuuuuuuhhhh" komentar Nisa yang terakhir disorakin yang lain. "Cuman yang ikut yang bisa makan gratis dr gw" balas Cepi dengan sok cool, lagaknya udah kayak tuan tanah yang mau ngasih bonus sama anak buahnya.
Akhirnya Nisa pulang, dengan wajah kusut karena cape, dan badan yang gerah banget minta dicuci. (kalian bayangin yah, hari itu Nisa pake longdress warna biru donker dengan parfum sop dan kerudung lebar warna pink bercorak, wajahnya udah lecek banget, kayak jemuran belum disetrika lantaran dr pagi kerja rodi, belum makan pula, sekalinya makan pas istirahat, malah sopnya tumpah kena baju, pokoknya gak banget deh)

Saat Nisa tengah didalam angkot 08, angkot ke 2 yang dia tumpangi untuk sampai kerumahnya (angkot dalam posisi ngetem mode on karena kurang 2biji penumpang) tiba-tiba ada seorang cowok rapi jali yang masuk angkot itu, dia menggunakan kemeja pendek kotak-kotak kecil warna merah dan celana jeans warna hitam. terlihat rapi ditambah dengan model rambutnya yang disisir keatas menggunakan gel rambut yang membuatnya terlihat fress, semerbak parfum tercium begitu cowok itu masuk angkot. Nisa yang yg terkantuk2 tak elak memperhatikan sosok itu. Dan beberapa menit kemudian mereka saling beradu pandang. tiba-tiba cowok itu mengernyitkan dahi seperti berusaha mengingat-ingat sesuatu, sampai akhirnya "Nisa ya...?" "kok, kamu jadi kaya ibu2 gitu. kucel lagi, eh sorry abisnya muka kamu berminyak" dengan wajah datar tanpa merasa bersalah sedikitpun, padahal ada dua kata yang begitu menusuk hati Nisa "kaya ibu2 dan kucel alias berminyak" GUBRAK dunia seperti runtuh, dan menimpa dirinya. Nisa cuman monyongin bibir dan berkata dengan ketus "siapa ya? kenal juga enggak" padahal Nisa malu banget dibilang kaya ibu2 didepan orang banyak. Dia hanya berusaha menyembunyikan kekesalannya dengan mengalihkan pandangan kejendela mobil, melihat sopir angkot yang masih sibuk dengan hape jadulnya, berharap angkot segera melaju. Lagian Nisa bener2 gak ingat siapa cowok yang menyapanya barusan. Sadar kalo Nisa tak memeperdulikannya, cowok itu kembali mengingatkan Nisa "Nis, kamu nisa anak ipa kan? murid kesayangan pak Wahyu yg jago matematika dan fisika kan?" mendengar kata-kata itu Nisa kembali menoleh, memperhatikan cowok itu dari ujung rambut hingga kaki, namun nisa tak bisa mengingat siapa cowok itu. Beberapa menit berlalu, akhirnya cowok itu menyebutkan namanya, berharap Nisa masih bisa mengenalinya. "Aku Angga, teman sekolah dulu. Kita beda kelas tapi masih satu jurusan. Ingat?" dan DAAAARR Nisa kaget bukan kepalang, bagaimana mungkin Angga bisa jadi sekeren ini? "Ups...."
"Oooh.. Angga, maaf aku bener-bener gak ingat" ada rasa senang karena bisa bertemu lagi dengan Angga, namun rasa malu jauh lebih besar. Nisa lagi gak pede banget saat itu, hingga selama dalam perjalanan dalam angkot Nisa lebih suka memainkan hp dan pura-pura tertidur, menghindari percakapan dengan Angga.

Pukul 22.00
"Alhamdulillah, sampai juga" bisik Nisa dalam hati, pintu rumah belum dikunci, semua sudah hafal kalau Nisa ada jadwal kuliah hari ini. Buru-buru Nisa masuk kamar dan menghadap cermin. Ya ampuuuuunnn gak banget hari ini, tampak pantulan cermin memantulkan tubuh Nisa seutuhnya, memang tidak dapat dipungkiri kalau hari itu Nisa tampak lusuh. "Yaaaa Alllaah, kenapa aku harus ketemu Angga dalam keadaan kucel bigini?" batin Nisa menjerit. Perbedaan 180 derajat. Nisa yang lusuh dan Angga yang fress dan rapi jali.
Untuk beberapa saat Nisa merasa ini gak adil, manun akhirnya, butiran kristal itu tak terbendung lagi, Nisa tersunggkur, "Sungguh ya Rabb, aku berhijrah bukan karena manusia. Bukan ingin tampak sempurna dihadapan manusia, bukan untuk mendapat pujian dari manusia. Tapi aku berhijrah karena cintaku pada Mu. Kuatkan Hamba ya Rabb". Nisa pun bangkit dan kembali bercermin, dia berkata dengan mantap "Terserah mau dibilang kaya ibu2 ato kucel juga, aku tak mengharap pujian manusia". Diapun berlalu, mebersihkan badan untuk kemudian beristirahat dalam lelap.


Catatan :

Jika hijab mu masih mengharapkan pujian dari manusia, maka periksa kembali hatimu sahabat, mungkin ada setitik riya yang masih tertinggal, ucapkan "Astagfirullah" minta pertolongan pada Allah, agar membantu kita intiqomah, luruskan kembali niat kita berhijrah adalah karena Allah..
Tak peduli apa yang orang katakan, dianggap aneh karena tidak pacaran, memakai pakaian kebesaran, atau apalah itu. Jika kau mendapati orang lain menilaimu seperti itu, lihatlah ke atas, dan tersenyum. Katakan dalam hatimu "Aku hanya ingin membuat yang dilangit (Allah) tersenyum padaku".

Hiduplah hanya untuk memberi





Segala Puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam

Pernah merasa kecewa karena tak dianggap? tak dihargai? merasa diasingkan?
whatever, mungkin kita merasa gondok saat kerjaan kita dianggap sepele, tersinggung oleh teman dekat kita, pengorbanan yang tak dihargai, teman yang gak mau ngalah padahal udah jelas salah, dll

Merasa kebaikan yang kita lakukan tak dibalas or dihargai, hey.... kenapa harus punya rasa seperti itu? Aku pernah berada dalam posisi itu. Suatu hari aku diminta tolong untuk beli cendramata karena salah seorang
atasan kami mau resign dari kantor, dengan halus aku menolak, namun karena waktu sudah mepet dan cuman aku yang tiap hari bolak-balik ke komplek pertokoan lantaran harus kuliah sore, akhirnya mau tidak mau aku terima juga amanah itu. Sesampainya ditoko cendramata yang dimaksud, jelas aku langsung to the point sama pemilik toko, kalo aku nyari cendramata yang bagus. Dengan senang hati sang pamilik toko itu membawakan barang yang dimaksud. Namun sayang seribu sayang, budget yang diberikan dari rekan kantor yang pas-pasan tak cukup untuk membeli barang itu, akhirnya sang pemilik toko menawarkan barang lain yang harganya sesuai dengan budget. Entah karena seleraku atau apa, aku merasa barang yang ditawarkan ini tidak memuaskan, berbeda dengan barang pertama yang dia sodorkan, akhirnya setelah tawar-menawar yang lumayan alot, sampe memohon-mohon segala, dan dengan pertimbangan banyak hal aku mengambil barang yang pertama, meski aku harus herogoh kocek sendiri untuk bisa mendapatkannya. Saat itu kufikir "tak apalah" aku ikhlas kok, toh selama ini atasan itu baik (meski sebenernya bukan atasanku, aku hanya kebetulan ada diruangan itu saja). Alhasil didapatlah barang yang bagus menurutku, gak malu2in dan pantes untuk dijadikan sebagai cendramata.

Hari sudah semakin sore, sementara aku harus buru-buru kekampus, namun satu hal yang kurang, barang itu belum dibungkus...Oh my god, aku harus berburu dengan waktu, dengan tergopoh-gopoh aku memasuki sebuah toko yang biasa memberikan jasa untuk membuat bingkisan. buru2 aku menyerahkan barang itu untuk dibungkus. Sambil terus kuperhatikan jam dinding yang ada dibelakang seorang kasir yang tengah sibuk melayani customer, detak jantumgku berdetak lebih cepat dari biasanya. pukul 18.15 adzan magrib sudah berlalu beberapa menit yang lalu, jadwal aku kekampus jam 19.00 masih ada 45 menit lagi, hey.... jarak toko dengan kampus itu sekitas 200meter, dan dengan lalu lintas yang padat, membawa barang pula, sedangkan aku belun solat magrib, dan satu lagi ini jadwal aku masuk kelas labkom, 10 menit aku telat, aku tak bisa masuk kelas. Ah, sempurna sudah....

18.30 aku baru keluar dari toko itu dengan membawa bingkisan yang lumayan besar, dengan setengah berlari aku menuju kampus. Ketika memasuki gerbang kampus, entah jam berapa itu, semua sudah sepi,
hingga tiba-tiba seorang asisten dosen mengagetkanku, "makasih ya, bingkisannya" suaranya datang dari arah belakangku dengan suara yang tinggi, sontak membuatku kaget. dengan terburu buru aku menuju musola kampus untuk solat magrib. Selesai solat, masih dengan membawa bingkisan yang lumayan besar dan berat juga, aku ketuk pintu labkom, seseorang membukakan pintu, memandangku dengan tatapan iba, kalian bayangin yah, muka udah kucel banget, keringetan, lemes (terakhir makan jam 12 siang dikantor saat istirahat, sementara gua abis lari-lari cuuuuyyy) bawa keresek super gede pula. Sambil mengernyitkan dahi, dosen itu bilang "masuk, jangan telat lagi". Aku hanya mengangguk dan masuk kelas, mengambil bangku sesuai nomor absen, menjadi pusat perhatian untuk sejenak.
Tanpa memberi kesempatan untuk membuka buku catatan, asdos (sebutan untuk asisten dosen) sudah nyerocos menerangkan pelajaran baru, aku harus berjuang menyambungkan fikiran dengan pembahasan asdos itu. 2jam sudah berlalu, dengan konsentrasi yang kupaksakan akhirnya pelajaran paling 'menggemaskan' itu selesai. Seperti hari-hari sebelumnya, setiap ujung pertemuan, dosen akan memberikan tugas yang amat menyenangkan, setiap dosen selalu bilang "oleh-oleh buat dirumah" "mahasiswa itu harus banyak tugas". Apapun itu, yang jelas tiap hari minggu dari pagi sampe malem kami sibuk ngerjain tugas.

Pukul 21.30 kami baru keluar dari kampus, dan sampe dirumah pikul 23.00 tampangku udah kaya papan gilesan ajah, kucel banget.
Dan paginya pukul 06.20 aku harus sudang mengantarkan bingkisan itu kerumah seorang rekan kerja, karena siangnya mau diserahkan. Alhasil hari itu aku masuk lebih pagi, supaya tidak ketahuan mr.Ha (atasan yang mau resign itu). Pagi itu kufikir, tugasku sudah selesai, semoga mereka suka dengan barang yang kubeli. satu per satu teman kantor datang, pada orang yang menyuruhku untuk beli bingkisan itu aku memperliharkan foto barang yang sudah dibeli, dan dia hanya mengangguk-angguk saja tanda setuju. Hingga tiba-tiba dia bilang "kurang gak uang nya?" "itu barangnya bagus". Enatah polos atau apa, aku hanya cengengesan tak berani menjawab, akhirnya aku jelasin semua, "gak masalah bu, aku juga pengen ikut ngasih sesuatu buat mr. Ha, toh selama ini dia juga baik sama saya". Kufikir itu jawaban yang tepat, aku udah ikhlas banget merogoh cokek dikit buat nambahin, sumpah, aku gak minta digantiin.
Tiba-tiba siangnya ibu itu menghampiriku dan bilang "ini uangnya diganti, dan ini buat ongkosnya". Astagfirulloooooh, aku gak sematreeeee itu, dengan cepat aku menolaknya, sempat terjadi lempar-lemparan uang antara aku dengan si ibu itu, hingga akhirnya, teman kantorku bilang "rezeki jangan ditolak, itu milik kamu. Tuhan tau kamu gak mengharapkan diganti, tapi Dia memberimu rezeki sbg imbalan buat kamu", aku berfikir sejenak, akhirnya aku terima juga uang itu, meski sebenernya aku gak mau.

Selang beberapa jam......
Aku dipanggil seorang rekan kerja yang lain "sini deh" mr.An memanggilku, aku menghampiri dengan santai "ada apa?" "Barang yang kamu beli itu model gimana sih? kok harganya mahal kaya gitu". Deg..... aku mulai dihinggapi rasa bersalah, hingga mereka harus iuran lagi untuk menambah kekurangan barang itu. Mr.An menimpali "nih, lihat barang bagus di online aja harganya segini" sambil menunjuk layar komputer, aku makin merasa bersalah, tak bisa menjelaskan, bibirku kelu. "Gak harus beli yang mahal-mahal, mr.Ha itu gak elit-elit banget, barang ini juga bagus. Ini malah so-so an beli yang mahal, blah blah blah blah " entah kalimat apa lagi yang dia keluarkan, tiba tiba mataku terasa berat, aku buru-buru pergi dr ruangan itu, satu tujuan ku 'toilet' disitu cairan bening jatuh dari kelopak mataku, aku merasa bersalah banget, padahal menurutku pemberian kita kepada seseorang itu menggambarkan penghormatan kita pada orang tsb. Entahlah, setiap orang punya argumen.
 Pukul 11.30 aku memberanikan diri menghampiri ibu Na, yang menyuruhku membelikan cendramata itu. "Bu, kalo yang lain tidak setuju dengan barang yang saya beli, saya ambil saja bu barang itu, uangnya saya ganti, saya berani kok bayar barang itu, gak papa buat adek saya" "ibu silahkan beli lagi"  sambil menyodorkan sejumlah uang, namun ibu itu menolak "sudah jangan dengarkan orang itu, saya makasih banget udah mau direpotin, itu barangnya bagus kok, dan harga segitu emang wajar".Aku tak berani membantah.

Terkadang semua niat baik bisa diterima dengan baik pula. Jangan pernah mengharapkan apapun dari mahluk yang namanya 'Manusia' . Hiduplah untuk yang dilangit, yang telah menciptakan kesempurnaan hidup.. Pada yang dilangit, aku ingin tunduk dengan sempurna....

Aku Memaafkan bukan berarti aku melupakan, namun aku ingin menyembuhkan luka ini




Maha Suci Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Masa kecil merupakan masa yang paling indah, tanpa beban, dan penuh harapan. Namun bagaimana jika anak kelas 4 SD harus menanggung beban mental yang begitu berat. Aku dilahirkan dari keluarga yang sederhana, setelah bapak bercerai dari istri pertamanya karena belun juga dikaruniai momongan, bapak menikah dengan ibuku. Tak lama, seorang bayi perempuan lahir dan mewarnai hari-hari bapak. kemanapun bapak pergi, aku nisa kecil selalu dibawa. Bapak selalu memamerkanku pada teman-temannya, membanggakaku pada mereka. Masih kuingat, bapak selalu mengendongku kemanapun saat jalan-jalan sore disekitar rumah, nongkrong dengan tetangga lain dan aku selalu dipangkuannya. hingga usia 8tahun aku selalu dimanja oleh ibu dan bapak. Hingga kelahiran bayi kedua ibu, yaitu adekku seorang bayi laki-laki. Sempurna sudah rumah tangga bapak dan ibu. Hingga suatu ketika, usaha bapak bangkrut dan banyak hutang kesana sisi, bapak jatuh sakit. Jangankan untuk bayar utang, untuk hidup sehari-haripun kami kesusahan. Akhirnya ibu berusaha membantu bapak sebisanya. Ibu dilahirkan dari keluarga guru, sewaktu kecil ibu tinggal dengan om nya di Jakarta, sering diajak jalan-jalan dan disekolahkan pula. Namun saat kakek meninggal, ibu kembali diambil oleh nenek. dari usia remaja dan menikah dengan bapak, ibu tak bisa kerja diladang, ibu hanya bisa menjahit, namun kesulitan ekonomi saat itu, terpaksa membuat ibu turun keladang milik tetangga menjadi buruh harian demi membantu bapak yang sudah bangkrut. Ibu tampak kelelahan mengurusi kami dengan beban hidup yang makin meningkat. Sementara bapak, tak banyak yang bisa dilakukan. Dari dulu terbiasa berbisnis, membuat dia tak punya keahlian lain. Namun kali ini, jangankan untuk modal buka usaha, untuk makanpun susah. Hampir tiap hari rumah kami didatangi penagih hutang. Muka kami sudah sangat malu. Pernah satu kali kami ngumpet dikamar, karena ada yang nagih hutang, sadangkan kami tak punya uang. Saat aku kelas 5SD aku harus sudah mandiri, pulang sekolah aku harus menanak nasi sendiri, sekalian menyiapkan nasi untuk ibu pulang dari ladang orang. Oh ya, bapak jadi kuli juga waktu itu, kuli mengangkut gabah yang dihargai 150 rupiah per Kg. Bayaran bapak tergantung dari banyaknya dia mengangkut gabah-bagah itu. Pulang sekolah aku harus menyiapkan makan siang yang alakadarnya, lauknya tak pernah jauh dari ikan asin dan sambal. Namun tetap kami syukuri. Tak ada televisi dirumah kami, padahal sebelumnya saat pertama kali ada televisi, rumah kami yang selalu didatangi para tetangga untuk nonton tivi, tapi semua telah berubah. Hari libur aku harus mencuci baju seragam sendiri dan menjadi pengasuh adik laki-lakiku. Hingga kelas 6SD dan hampir lulus, aku masih bingung apakah aku boleh sekolah ke SLTP atau tidak, ibu tak pernah menjawab pertanyaanku setiap aku bertanya "bu, sekolahnya dilanjut atau tidak?" ibu hanya diam, namun prestasi disekolahku yang selalu menduduki peringkat 3 besar, membuat guru-guruku menyemangatiku dan ibu. Aku masih ingat, saat awal masuk MTs (setinggak SLTP) aku menggunakan seragam lungsuran dari tetangga yang sudah tak terpakai, namun saat itu, aku merasa senang sekali, kufikir ini baju 'Baru' ku. Dan hampir setiap kali kenaikan kelas, dari kelas 4SD ibu selalu mencuci ulang semua baju putih lungsuranku dengan 'Pemutih' agar tampak seperti baru. Setiap hari kenaikan kelas dan aku dapat juara bapak selalu memelukku, dia selalu bilang "hilang semua lelah bapak mencari uang untuk biaya sekolah kamu nak. bapak bangga". itu yang selalu bapak ucapkan padaku saat melihat nilai rapor ku yang bagus. Ada rasa senang disitu. namun kembali lagi aku harus berjuang extra untuk bisa sekolah. jarak rumah dan sekolah MTs ku yang lumayan jauh kira-kira 7KM aku tempuh setiap hari dengan jalan kaki. Hingga sepatuku cepat sekali rusak, sedangkan bapak dan ibu tak bisa sering-sering membelikanku sepatu baru, kalaupun membelikan sepatu baru, itu dengan ukuran 2nomor diatas ukuran kaki ku, alesannya sederhana "biar kepake lama". terdengar lucu, namun sangan memilukan. pernah suatu ketika, sepatuku sudah bolong dengan diameter 5cm, dan telapak kaki ku langsung menyentuh tanah. Namun aku tak ingin membebani ibu, saat itu kufikir atasnya masih bagus kok, kan bawah sepatu gak ada yang tau, itu berlangsung cukup lama, sebelum akhirnya tetanggaku memberikan lungsuran sepatu (begitu memprihatinkan bukan). Saat usia menginjak remaja, gengsiku sedang tinggi-tingginya. Suatu malam, sepulang dari surau setelah mengaji bersama teman yg lain. Namanya anak seusia itu, selalu saling mengolok-olok. Salah seorang anak yang usianya jauh dibawah aku mengolok-olok aku dengan sebutan "dasar anak pemulung" seketika itu pula aku marah, pulang dengan terisak-isak. aku ngadu sama ibu, aku marah kenapa bapak jadi pemulung plastik dan berang bekas? saat itu aku malu, dengan terisak ibu membelai rambutku. "Nak, bapak memang pemulung, karena itu yang bapak bisa kerjakan". Saat itu aku terluka oleh cemoohan anak ingusan, luka yang tak akan sembuh. Waktu terus berjalan, akhirnya bapak membuka warung didepan rumah, menjualan gorengan dan jajanan, namun sayangnya adekku yang sudah masuk sekolah dasar bisa diperdaya oleh kaka kelasnya, dia menyuruh adekku untuk mengambil dagangan ibu, ibu yang tak tau apa-apa hanya membiarkan adekku mengambil dagangan ibu berkali-kali. Aku yang sudah punya fikiran, merasa ada yang aneh dengan adek, saat aku pergoki ternyata dagangan ibu yang diambil adek ku dimakan oleh kakak kelasnya yang juga anak dr tetanggaku. Aku marah, dan memaki anak itu, dia hanya ketakutan dan berlari pulang dengana menangis. Aku merasa puas, karena menurutku aku sudah benar, memarahi anak itu yg mencuri dagangan ibuku secara tidak langsung. Aku bilang semua kejadian itu sama ibu. Ibu hanya bilang, "gak apa-apa itu gak seberapa kok" tapi dalam fikiranku, kalau terus dibiarkan ibu bisa rugi.
Hingga akhirnya sore hari aku dimarahi ibu anak itu, dengan sombong dia bialang "berapa jajanan yang anaknya makan, akan dia bayar. meski adekku yang makan dan anaknya minta, akan dia bayar". dengan congkak wanita tua itu berkata. Aku yang tau bagaimana bapak dan ibu susahnya mencari uang hanya geram dengan tingkahnya. Aku terluka untuk kedua kalinya. merasa terhina dengan kekurangan harta saat itu. diolok dan dihina, diperlakukan semaunya mereka. Aku menyimpan dendam, olok-olok dan perkataan wanita itu menorehkan luka. Hingga kini aku sudah selesai kuliah, mendapat penghasilan sendiri dan bisa memberi ibu sedikit uang dari gajiku, aku masih menyimpan demdam pada mereka.

Salahkah aku Tuhan, yang membenci mereka?. Namun kini aku ingin memulihkan luka itu. Meski berbekas, aku ingin luka itu mengering.
Aku memaafkan bukan berarti aku melupakan, tapi aku ingin menyembuhkan luka ini.

Semoga Allah melembutkan hatiku dan menyembuhkan luka ini.

Belajar Menjadi Istri ^^


Whatever ini arsip yang ada dalam draff di blogg, udah lama banget kayanya... Oke, aku post deeehhh..
No caption yah. ^^
dijamin bakal cengir-cengir sendiri..

Yang Terlupakan



Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Masih dihari yang sama saat dua kejadian terjadi dihadapanku, masih dengan herannya aku memikirkan tingkah manusia yang 'menyusahkan dirinya sendiri'.

Matahari mulai tenggelam saat gelap datang menyelimuti dunia, sayup sayup terdengar adzan magrib berkumandang, aku bergegas mengambil air wudhu. Dengan terburu buru aku masuk kamar mandi (biasanya suka rebutan sama coki yang malah mandi disaat adzan magrib). Alesannya sih cukup masuk akal, biar Fress solat magribnya. Setelah wudhu, aku melaksanakan solat maghrib. Sejak pulang kantor tadi, kepalaku terasa begitu berat. biasanya setelah solat magrib dilanjutkan dengan tadarus Alqur'an, namun kali ini aku memilih untuk berbaring, sakit kepalaku tak bisa kuajak kompromi. Habis isya masih bisa tadarus fikirku. Berbaring dengan merasakan sakit, kelopak mataku tak bisa dibuka sempurna, silau yang kurasa. Akhirnya aku memejamkan mata untuk waktu yang lama, hingga kantuk menghampiriku dan aku tertidur pulas.

Pukul 00:04 aku terbangun, sadar belum solat isya, aku segera bangkit, tampak sajadah yang masih terhampar dan mukena diatasnya yang tak ku bereskan setelah solat magrib tadi. sunyi-sepi, semua penghuni rumah sudah tertidur dengan pulas, tante dan coki memilih tidur diruang depan tivi, atau mungkin mereka ketiduran saat nonton tivi, aku melewati mereka menuju kamar mandi, ku ambil wudhu dan segera melaksanakan solat isya, selesai itu aku lanjutkan dengan tadarus Alquran. satu juz yang biasa aku selesaikan dalam dua kali baca saat pergantian waktu, saat magrib dan subuh, namun kali ini kau membacanya ditengah malam. Selesai itu aku hendak membaringkan tubuh kembali, saat tiba-tiba terdengar suara "BUK" dan rintihan yang mengaduh berkali-kali. Suara "BAK" "BUK" itu terdengar dan diikuti orang yang berteriak memaki "sakit tau" "dasar anjing" "aduh, sakit". Kutajamkan pendengaran untuk memastikan. Dan itu bukan suara tivi tetangga yang masih menyala, melainkan suara seseorang diluar jemdela yang mengaduh kesakitan seperti sedang dipukuli. Saketika itu jantungku langsung berdetak lebih cepat dari biasa, keringat keluar disekujur tubuhku, lemas. Dalam fikiranku, kalau orang itu dibiarkan digebukin bisa mati dia. Kuberanikan membuaka sedikit gordeng untuk melihat kejadian diluar sana, namun nihil aku tak melihat apapun, semua gelap.Tapi bunyi "BAK" "BUK" disertai rintihan dan makian masih kudengar dengan jelas. Aku memberanikan diri keluar kamar dan membengunkan tante "tante, bangun" aku goyang-goyangkan tubuhnya, tak lama tante terbangun dan kebingungan kenapa aku membangunkannya. Aku berbisik "diluar ada orang yang digebukin tan, coba dengerin" akhirnya tanteku menajamkan pendengarannya, diapun terkejuat dan langsung bangun ingin memastikan apa yang terjadi diluar sana, dia mendekati gorden ruang tamu, dan mengintip dibaliknya, namun nihil. Beberapa kali mengambil posisi yang tepat untuk mencari tau dari mana asal suara itu, tiba tiba tante berhenti dijendela yang mengarah kejalan raya, sementara aku hanya terkulai lemas disudut ruang tivi, takut sesuatu terjadi diluar. Fikiranku masih terbayang kejadian tadi siang ditempat kerja, mungkinkah 'pelakunya' sudah tertangkap dan dihakimi disini (mengingat jarak kantor dan rumah tante yang tidak begitu jauh) atau pemuda dikampung ini berkelahi (beberapa waktu yang lalu pernah terjadi perkelahian, dan korban dikeroyk beberapa orang yang memukulinya), semua masih belum jelas. Hingga akhirnya tante angkat suara "Astagfirulloh, itu orang gila mukul-mkul dada dan wajahnya sendiri". Aaaaaaaahhhh.... ada rasa lega "hanya orang gila", penasaran aku ikut melihatnya dari balik gordeng. Seorang laki-laki yang bertubuh pendek dan kucel mondar-mandir dijalan, sambil memukul-mukul wajah dan dadanya sendiri hingga bunyi "BAK" "BUK" terdengar oleh kami dari dalam rumah yang berjarak 25meter, terdengar begiru jelas dan memilukan. Dan dia pula yang mengaduh dan memaki, seolah sedang berdialog memerankan karakter berbeda dalam satu raga.

Akhirnya semua kembali, tante dan coki tidur kembali dan akupun kembali kekamar tidur. Namun dipembaringan aku tak bisa secepat itu untuk memejamkan mata, aku menarik nafas. Ada rasa pilu, tiba-tiba ingatanku membayangkan bagaimana jika Allah, mengambil ingatanku malam ini, sedangkan Allah mengangkat pena untuk orang yang hilang akal karena gila dan tidur. Tiba-tiba air mata menetes, begitu nikmat sempurnanya akal yang luput kami syukuri Ya Rabb. Akal, yang mengantarkanku pada pilihan saat ini, mengambil islam sebagai jalan hidup setelah keraguan kualami didalamnya, namun Allah membimbingku melalui akal untuk mendapatkan kebenaran NYA. Bersyukurlah atas akal sempurna yang Allah berikan kepada kita. Gunakan akalmu untuk sampai pada NYA. dalam banyak sabda Nya, Allah selalu menyuruh manusia untuk berfikir, mentadabburi kebesarannNya.
Wallahu A'lam
 Maha suci Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Minggu, 16 Agustus 2015

Sisi Gelap Dunia



Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Segala Puji hanya milik Allah.


Dunia dengan segala gemerlapnya mampu membuat buta siapapun yang terlena.
Tertutup mata dari melihat cahaya yang mampu membimbing sang musafir dari hiruk pikuk kekacauan dunia.
Mari kita pejamkan mata dan merasakan dengan bening hati, ada jeritan rindu disamudra jiwa akan kelembutan cinta NYA.

Manusia dengan segala kesombongan, keangkuhan dan kebodohannya berjalan dengan congkak di atas dunia. Yang bahkan raganyapun bukanlah miliknya, sungguh tak tahu malu.

Pagi hari masih diselimuti embun yang menyejukan, mentari mulai menampakan wajahnya dengan malu-malu. Sebuah mobil jeep yang biasa digunakan untuk memburu terlihat memasuki sebuah garasa rumah mewah yang sudah terbuka sejak tadi. Tak lama setelah itu, mobil lain menyusul masuk kegarasi yang sama namun melaju dengan mundur. Jika jeep itu menghadap barat, maka mobil L300 itu menghadap keselatan. terlihat tiga orang laki-laki tampak sedang berusaha memindakhan sesuatu, seorang dari mereka yang usianya masih muda, tampak beberapa kali bergidik. Dengan sigap ketiganya memindahkan beban berat itu kedalam mobil L300 yang sudah disediakan.

Disebrang jalan, didalam rumah yang asri, tepat didalam kamar yang menghadap ke jalan seseorang tengah memperhatikan semua gerak gerik aktifitas digarasi itu, dengan wajah penasaran ia perhatikan dengan detail apa yang sebenarnya terjadi. Sementara ketiga laki-laki tadi telah selesai memindahkan beban itu, seorang lelaki yang usianya kira-kira 41 tahun tampak terburu masuk kedalam mobil L300, dia menghidupkan mesin dan langsung injak gas, seperti terburu-buru. aku yang dari tadi memperhatikan mereka dengan sigap naik keatas kursi, berharap bisa melihat dengan jelas apa yang dibawa mobil tersebut. 30 detik kemudain mobil itu melewati kamarku (tepatnya kamar sodaraku yang aku pinjam selama hampir 7tahun ini)
dan tampak jelaslah olehku, seekor babi hutan mati yang berukuran besar tergeletak dimobil itu, bagian perutnya sudah sobek, dan sudah tak ada jeroannya lagi. Tanpa komando, aku langsung eneg, rasa ingin muntah serta merta merta menghampiri (bahkan saat menuliskan cerita inipun aku masih merasakan ingin muntah). Bagiku yang seorang muslim, babi merupakan hewan menjijikan yang dilarang Allah untuk dikonsumsi. Berkali-kali aku menelan ludah, hewan menjjijikan itu masih saja terbayang, sesaat setelah itu aku tanyakan pada tante tentang peristiwa yang baru saja aku lihat, dan benar saja penghuni rumah mewah itu memang terbiasa berburu babi dan menjualnya ketempat 'itu'.

Jam dinding mennunjukan pukual 07:40
Aku sudah terbiasa untuk berangkat kerja dijam itu, aku pamit untuk berangkat kerja. kurang dari 10 menit aku sudah sampai di perusahaan tempatku bekerja. Gerbang masih terbuka (bisa dibilang mirip disekolah, karena kalo kamu telat sepersekian detik saja, satpam galak akan menutup puntu tanpa belaskasihan. yah, meskipun hanya kamu hanya telat 1 detik). Aku memasuki area parkir yang luas, melewati pos satpam, lurus belok kiri dan melakukan absen, "masih pagi" fikirku, dengan santai aku memasuki ruang reseptionis, ada sedikit kegaduhan disitu, tampak beberapa orang berkerumun. terlihat mr.Hong dengan wajahnya yang panik, sementara itu mr. Lee berlari dengan wajah tegang menghampiri kerumunan itu. Aku tak begitu memperdulikan kejadian itu, mungkin hanya terjadi insiden kecil. 10meter dari situ adalah ruanganku, tampak beberapa orang tengah keheranan saling memandang satu sama lain dan mengatakan "ini aneh". Aku masih belum mengerti apa yang terjadi. hingga salah seorang temaku memberi tahu apa yang terjadi. Lagi-lagi aku hanya bengong tak percaya, berkas-berkas penting perusahaan dan sejumlah *an* perusahaan raip. Kontan itu membuat seisi office panik. Tak lama beberapa petugas dari kepolisian datang dan melakukan olah TKP. sedangkan kami diperintahkan untuk melakukan pekerjaan seperti biasa. Namun naas, teman-temanku yang mendapat giliran jaga malam harus kembali ke kantor untuk dimintai keterangan, dengan bersungut-sungat dan menahan kantuk, mereka kembali ke kantor untuk dimintai keterangan. hingga saat ini kasus itu masih diselidiki kepolisian.

Pukul 17:00
Hari ini waktu berputar begitu lambat, terasa lama dan menyiksa. semua orang dibuat penasaran.
seperti burung yang dikeluarkan dari sangkar, aku langsung menghambur keluar, saat alarm pulang berbunyi.
dalam perjalanan pulang aku termenung, memikirkan semua kejadian hari ini.
Pemburu dan penjual babi, perampok semua perbuatan hina yang tak habis fikir kenapa manusia bisa melakukannya. Islam adalah agama yang sempurna, islam mengajarkanku untuk jujur dan berbuat mulia. Dalam sabdanya Allah membolehkan semua makanan yang ada didunia ini untuk dikonsumsi, hanya ada beberapa saja yang diharamkan.

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.” (QS. Al Maidah: 3)

Dalam Alqur'an sangan jelas kija Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Sungguh tak habis fikirku, alam yang terbentang luas, telah Allah tundukan lautan agar manusia dapat berlayar diatasnya, mengambil ikan dari dalamnya. dan telah Allah jinakkan hewan-hewan  agar manusia bisa mengelolanya. Namun kenapa kebanyakan manusia mempersulit dirinya dengan mengambil yang haram.
sebuah pelajaran, betapa manusia yang serakah tak akan cukup dengan satu gunung emas yang ia miliki, bahkan jika ia sudah punya 4 gunung emas, ia akan mencari gunung emas yang ke 5.

Nafsu, begitu dibiarkan ia akan menguasaimu, mengendalikanmu sekehendaknya. Mendobrak pagar penghalang yang digariskan Allah agar manusia samapai pada Syurganya,..
Wallahu A'lam

Terpekur aku dalam kehidupan ini. berusaha menggenggam erat sabda MU.