Kamis, 14 Desember 2017

marah, kecewa ??

Dia sedang menangis, tersedu-sedu...
Seseodang mendekat dan bertanya, 
Apa kau marah? 'ya'
Apa kau dendam? 'no'

Apa kau kecewa? 'ya'
Apa kau putus asa? 'no'

Rabu, 29 November 2017

pagi pagi

Bahkan untuk mengerti apa yg aq rasakan pun diri ini tak mampu.
Berasa lg ada di titik nadhir.

Senin, 20 November 2017

trik ngamen

Hari ahad sore sekitar pukul 15.30, setelah sedari pagi kasak kusuk dengan sejumpun aktifitas. Sempet hopeles di pagi hari, ngerayy2 ustadzah biar mau nge sertif, hingga diserang negara api. Ahahaha kenapa sy sebut diserang negara api? Cz sy dilimpahkan 2 kls ikhwan ygbsuper, alhasil 1 ruangan dipake buat 3 kelas. Hareuuudang cuuuuyyyy.... Dan masyaAllah, itu anak2 gak bisa duduk manis, pada aktif yak.... Hihihi dasar bocaaaahhh...
Alhasil, sy keteter jendrel waktu plg mereka molor 20 menit. Dan anak2 asli sy jd gak ke pegang maksimal. Untung ada s sulung fadli yg bantuin, makasih ya nak...
Kelar kls k 1, masih kudu masuk kls k 2, yg ini lumayan selooww lah. Tapi sebelum masuk kls, sy kudu tasmi dl sebagai sarat sertif. Dan ternyata itu bikin haus jendral. Namun apalah daya, boro2 bs makan apa kek, udh d tungguin bocah2 akhwat d kelas yg mulai gelisah cz sy blm dateng. Ahahaha
Dan masih kena limpahan 1 kls gabungan yg d tinggal ustadzah ny masuk kls mudarris...
Selepas ashar, semua bubar...
Energi yg terkuras dr pagi minta diganti.. Naga2 dlm perut mulai ngamuk, kuputuskan untk mampir ke tmpat makan pinggir jalan, pesan 1 porsi makan.
Gak lama, pesanan dateng, pas lg lahap2nya mkn, eh tetiba ada pengamen. Basa basi sebagai pembuka, lalu bernyanyilah ia "kau cantik hari ini, dan aq suka. Kau lain sekali, dan aku suka" btw itu lirik lg apa ya ? Maklum bukan anak gahol zaman now..ahahaha
Abis nyanyi2 tuh pengamen keliling dong minta bayaran, nah pas nyamperin, aq langsung geleng kepala, bukan cz gak ada receh sih (org duit aq receh semua..ahahah), tapi ya males aja. Itu yg ngamen masih muda gt, gak ada kerjaan bgt. Diapun pergi, menghampiri ibu2 berkerudung pink yg lg asyik dg menu ny, pengamen itu memetik gitarnya dan kembali bernyanyi "kau cantik hari ini, dan aq suka. Kau lain sekali, dan aq suka". Maka serta merta s ibu ngambil dompet dan ngeluarin uang buat tu pengamen.. Dlm hati, aq cuman berbisik. Klo tadi pengamen itu nyanyi yg sama dpn aq, pasti aq kasih receh dah... Ahahahaha
Ternyata trik ngamen biar dikasih receh banyak itu, libatin perasaan pend3ngar.
Ahahahahaha cobain aja klo gak percaya.

Minggu, 12 November 2017

bicara pada udara

Hari ahad, seperti biasa dengan jadwal full dari 7.30 hingga bakda ashar...
Sudah memasuki bulan november, dan intensitas hujan turun begitu sering, para petani mulai membajak ladang, bersiap menanam padi. Dibeberapa titik ruas jalan, tampak para pekerja yg sdg membuat salurat air, dan perbaikan jalan. Ah, ternyata kota ini sedang berbenah, ataukah hanya kegiatan rutin tahunan. Dimana kualitas proyek yg tdk standar, hingga hanya bertahan beberapa bulan saja. Entahlah, hanya mereka yg tahu.

Kupacu sepeda motorku, menerobos rintik hujan yg turun di sore hari. Ada rencana yg tertunda hari ini, bertemu dengan teman baru tapi serasa teman lama. Ahahaha
Sepanjang perjalanan banyak tanya dan cerita yang kubisikan pada Dia yg Maha tahu.
Bicara pada udara, yang tak mampu fahami rasa...
Namun Dia Maha Segala, Dia tahu setiap lirikan mata dan bisikan hati.

Sabtu, 14 Oktober 2017

Sabtu review

Sabtu review...

Salam,
Hari libur enak nya ngapain ya??? Banyak org yg bilang bahwa weekend adalah time to
"quality time". Nah, review sy kali ini semoga bisa menemani QT kalian semua ya...

Berikut adalah more info buku yg akan sy bahas.
Judul : ayat-ayat cinta 2
Penulis : Habiburrahman el shirazy
Jml halaman : 697 halaman

Siapa yg tak kenal dengan novel Ayat2 cinta yg terbit di tahun 2004, novel islam yang waktu itu booming bgt, sy juga lagi pas unyu2 nya waktu itu. Wkwkwkwk
Yang kemudian di angkat ke film layar lebar dan sukses digandrungi anak2 muda. Nama fahri melangit dlm film tersebut. Beberapa tahun setelah itu, tepatnya d tahun 2007, kang Abik (begitu beliau biasa dipanggil) sang penulis kembali menerbitkan novel yg tak kalah booming yaitu Ketika cinta bertasbih 1 dan 2, novel inipun mendulang kesuksesan yg sama dgn novel sebelumnya. Dan kali iniiiiii, giliran novel ayat-ayat cinta 2 yang bakal difilemkan, apa jangan2 sudah beredar di bioskop ya? Duh, kudet sy klo urusan film. Hihihi
Bagi sy pribadi membaca lebih dapet feel ny ketimbang nonton film yg di angkat dr sebuah novel (tapi, ini pendapat pribadi doang kok). Oke, kita mulai, dalam novel AAC 2 ini, fahri masih menjadi tokoh utama nya. Kehilangan Aisha membuatnya kehilangan separuh jiwa (nah lhooo,, Aisha kemana gitu?) kalian gak bakalan bisa nebak perjalanan Aisha hingga dia bisa hilang dr kehidupan Fahri, bener2 puzle banget. Hehehe (sengaja biar kalian pada penasaran 😁) Yang jelas, Fahri seperti tak tertarik lagi dengan yg namanya "Wanita" (duh, hambar euy) tapi dalam perjalannya, ada seorang wanita yg ternyata berjuang buat dapetin Fahri, namun dia harus ber-urai air mata lantaran Fahri yg blm sepenuhnya bisa move on (Fahri down nya lamhay bangeet)  konfil dengan Keira dan Bertetangga dengan seorang nenek Yahudi yg mmbenci Islam. Itu sebagian drama dalam novel tsb, yg pengen sy garis bawahi adalah novel ini merupakan novel yg sarat dengan pengetahuan, didalamnya banyak banget ilmu2 sbg referensi, yg kang Abik tuangkan sebagai penguat karakter Fahri yg Smart. Novel ini bercerita dengan sangat detail, saat kang Abik mendeskripsikan Oxford Union dimana Fahri melakukan debat dengan  2 profesor, yaitu Prof. Mona Bravmann dan Prof. Horten. Membuat kita bisa mendeskripsikan gimana sih Oxford Union itu, ya meskipun kapan atuh ya kita ke London. Hehehe (btw, latar dari nivel ini bukan d indonesia yah, jadi kalian bakal mupeng banget deh sama suasana luar negri.wkwkwk) Isi debatnya begitu berbobot, bagaimana sebuah konsep theologi dipaparkan dengan gamblang. Pemaparan yg smart dan santun, sungguh mengagumkan, sy jadi membayangkan jika saja orang2 islam se-ideal Fahri, maka jaya sentausa umat islam, rahmatan lil alamin bukan hanya sebatas kata2, namun tercermin dalam sikap. Hehehe
 But, semua adalah proses hingga pada satu titik nanti islam akan kembali memancarkan cahayanya.. Trust it.
Oh iya, novel ini menyentuh jiwa banget deh pokoknya. Kita akan dibawa pada sebuah imajinasi yg begitu hidup, merasakan kelembutan hati yg begitu nyata. Ahahaha (labay yah gue)
Namun, satu catatan sy untuk novel ini, yaitu Ending yg "terlalu sempurna". Transpalasi wajah yg dilakukan Aisha membuat sy tak habis fikir.
Yah, pokoknya gitu deh, klo sy ceritain semua disini, kalian jadi males baca nanti. Hehe
Baca aja, dan rasakan sensasinya...😀😀
.
Klo kalian kebingungan nyari bukunya dimana, kalian bisa hub. sy, @lokobuku jadi solusi bacaan islami buat kalian yg hobi baca. Hehehe (ujung2 nya promosi yah tetep) dasar perempuan preneur... Wkwkwk.
.
Salam literasi dari sy buat kalian semua. 😊😊

Kamis, 12 Oktober 2017

Teman perjalanan

Bismillah..
Salam..

Tulisan ini, tepat tulisan ke 100 dalam blog ini... Tak terhitung tulisan yg pernah nongki dan kemudian d hapus (deuuuh jadi blogger galau pisan).

Memasuki musim hujan, tanah yang gersang kembali hidup, tumbuhan yang layu mulai mengeluarkan tunas. Mereka yang hampir kering, kembali mengeluarkan daun muda. Biji2an mulai menjadi kecambah. Udara panas berganti sejuk dengan iringan nyanyian hujan. Setiap tetes air yg jatuh dari langit menghasilkan suara yang syahdu.

Aku basah kuyup lantaran menerobos derasnya hujan. Berharap segera sampai dirumah lebih cepat, namun jalanan siang itu sedikit tak bersahabat, antrian kendaraan memenuhi ruas jalan, terjadi kemacetan karena ada mobil yg mogok. "yah, gak bisa nyampe cepet ini mah"
gumamku. Teringat berkas penting yg ku bawa, sementara guyuran hujan semakin deras. Tak yakin berkas itu akan selamat jika terus bertahan dalam kemacetan. Akhirnya kucoba menepi, berteduh disebuah warung dipinggir jalan. Seorang ibu dengan daster dan kerudung warna coklat menyapa "waduh, basah kuyup gitu neng. Gak bawa jas hujan? ", sepertinya dia pemilik warung. Aku tersenyum dan menggelengkan kepala. "sok mangga neng duduk dulu, sambil nunggu gak macet, haduh nanti masuk angin neng" ibu itu terus saja berceloteh, naluri seorang ibu nya bekerja dengan baik. Kembali aku tersenyum "muhun bu, ikut berteduh disini". "iya sok mangga, kenapa gak si akang aja neng yang bawa motornya? Ibu mah palaur, hujan2 gini perempuan bawa motor". DAR.... Aku terkejut dengan pertanyaan itu, pertanyaan yg membuat hatiku semakin beku. Namun segera kujawab "akang lg sibuk bu, jadi sy bawa motor sendiri". Pliiisss, hati ini geli banget, kenapa pula harus menerima pertanyaan itu disaat seperti ini. Tak jauh dari situ, seorang pria yg lebih dulu berteduh ditempat itu menghampiri dan berkata pelan kepadaku "jangan bohong, dari matamu aku tau kalo kamu belum menikah." Iiiisshh siapa pula dia, aku menoleh dengan kening berkerut, namun pria itu hanya tersenyum dan kembali berkata "gak usah heran, kamu gak ada bakat buat bohong, aku hanya membaca gestur tubuhmu". Akhirnya aku tersenyum dan berkata "tapi jawabanku tadi gak bohong, aku hanya mengira2, mungkin dia sedang bekerja". Diapun tersenyum.

Antrian kendaraan mulai berjalan,

Jumat, 12 Mei 2017

Meraba rasa




Diujung keramaian kota, jauh dari hingar-bingar dan gemerlap cahaya. Dimana sunyi masih setia menyelimuti. Tidak seperti dikota-kota besar yang sepertinya tak pernah mati, aktifitas silih berganti. dari pagi hingga pagi lagi, tak pernah henti detak pergerakan manusia yang terus berafiliasi.

Kerika mentari mulai beranjak pergi, saat surau2 saling sahut menyahut mengumandangkan adzan, suara berisik anak2 berlarian dihalaman surau, berebut masuk yang langsung disambut teriakan orang tua "Jangan berisik, lagi adzan". seorang perempuan tengah duduk dengan hidmat, memakai mukena motif bunga-bunga kecil yang warnanya sudah mulai pudar, tersenyum geli melihat anak-anak kecil yang kaget dengan suata tinggi pak Yadi, menyuruh mereka untuk tidak berisik. "ah, namanya juga anak-anak".

surau itu memang kecil, namun selalu ramai dengan suara anak-anak yang belajar mengeja huruf hija'iyah. melafalkan surat-surat pendek dan menghafal bacaan solat. Teringan 20 tahun yang lalu, diapun berada diposisi itu. masa-masa kecil yang begitu indah.

Senin, 10 April 2017

April

Sekarang sudah april, dan bulan depan mei..satu bulan penuh saya vakum nulis, dan rasa-rasanya kangen juga ya.. ahahahaha

Sabtu, 11 Februari 2017

Mamah mah.


Sore-sore pulang dari rumah teman, langit sore yang cerah, dompet yang masih melimpah (secara baru gajihan. wkwkwkwkw) aq berjalan dengan riang masuk rumah.

Annisa Ayummi : "Assalamualaikum, mah"

Mamah : "Waalaikum salam, dari mana kak?"

Annisa Ayummi : " Dari rumah temen" Ngelihat mamah lagi asyik nonton tv sambil makan kue, langsung aja duduk disampinhnya, sambil mengambil alih tempat kue. "Mah, tadi dirumah temen ada cowok kasep, dan baik kayanya (senyum-senyum gaje)".

Mamah : "terus kenapa kak". Tanpa menoleh sedikitpun.

Annisa Ayummi : "yah gak kenapa-napa mah. Cuman itu mah, idaman banget. hehehehe" (mesem-mesem minta ditimpuk).

Mamah : "percuma kak" Berdiri sambil megang gelas dan berjalan ke arah dapur. "Percuma kasep dan baik juga kak, kalo kag bertamu kerumah nemuin bapak" Kepalanya menunjuk kearah bapak yang lagi diteras ngobrol sama mang deni.

Jlebbbb..Dan tiba-tiba hening, ngedadak mati lampu. Hanya ada suara jarum jam yang terasa begitu menikam. Mamah mah gitu kalo ngomong, suka bener...

Akhirnya aku bangkit, masuk kamar dan termenung.. Jadi kamu masih dimana sih kang? awas aja klo sampe ketemu, aku tumpahkan semua unek2 ini sama kamu.

Kamis, 09 Februari 2017

Datang lagi- Part 2

Sudut pandang Adi mangku negara.


Aku masih terdiam, semua kata-katanya sembuatku membeku. Beberapa menit yang lalu, percakapan yang singkat namun penuh emosi Annisa. Ternyata aku tak banyak tahu tentangmu. Aku hanya melihat kamu dari kulitnya saja. Pergolakan batinmu, diam-mu yang selama ini aku sesalkan, kebencianmu yang selama ini aku sayangkan, ternyata membuat pemahaman baru untuk-ku. Bahwa setiap orang layak ditempatkan dalam posisi yang baik. Tak ada guna pamer kehebatan, pamer apa yang kita punya, pamer apa yg sudah kita lakukan, jika "pamer" itu malah membuat orang tak bersyukur. Annisa, kamu sudah cukup matang untuk mengambil sebuah keputusan. Dan aku terdampar disudut tak bercahaya. Aku yang selama ini banyak menuntut, banyak menyalahkan orang, hanya tertunduk lemas mendengar ucapan-mu. Sungguh bukan sekedar ucapan Annisa, tapi nasihat yang akan selalu ku ingat.

Aku tahu makna diam-mu sekarang, aku bisa merasakan kebencian yang kau tahan Annisa. Dan aku tahu, alasan kamu menarik diri dari peredaran. Memilih menepi, tak lagi banyak mengambil peran. Ternyata kamu tengah menundukan api.. Teruslah berjalan Annisa, teman barumu akan tentu lebih baik..

Annisa, kenapa aku jadi selemah ini. Semua ini gara-gara deretan kalimatmu, kamu harus menyembuhkannya. (Ah, lagi-lagi aku menyalahkan orang lain atas ketakberdayaanku).


===END===

Selasa, 31 Januari 2017

Datang lagi-part 1

Sore hari yang mendung, mereka banyak yang bergegas terburu-buru untuk sampai ketempat yang dituju, menghindari kalau-kalau butiran air turun. Aku berjalan santai menuju pojok taman, membawa secangkir coklat hangat. Duduk santai di bangku yang biasa kududuki, menatap lereng bukit. Memang sedikit berbeda tempat duduk ini, jika biasanya tempat duduk menghadap kedalam taman, menyuguhkan pemandaman taman yang penug dengan bunga-bunga, namun satu bangku ini justru sebaliknya, berada didalam taman, namun menghadap keluar. ke sebalah selatan, tempat dimana bukit-bukit bisa dilihat dengan jelas. Mungkin tukangnya salah memasang posisi bangku ini atau bagaimana, sehingga jarang sekali ada yang mau duduk ditempat ini. Dan bagi ku ini suatu kebetulan yang asik, berada ditengah taman, namun menikmati pemandangan yang lain. menatap bukit-bukit hijau dengan jalan-jalan yang berkelok, tak jarang banyak kendaraan yang melintas diantaranya. Dan sore ini aku kembali menikmati pemandangan ini, menatik nafas panjan, lalu menghembuskannya pelan, membuang semua penat. Meneguk secangkir coklat hangat. Rasa dan aroma yang begitu cantik.

"hai, kamu disini. Dan penyakitmu kambuh lagi bukan? kenapa kamu hanya diam hah?" suara yang tidak asing ditelingaku dengan pertanyaan bertubi-tubi. aku melirik kesamping kanan. Tepat, dia sedang memandangiku dengan aneh. "hmmmm,,, kamu lagi, seberapa jauh kamu tau tentang ku adi?" aku berkata ketus, entah mahluk jenis apa dia, 5 tahun yang lalu memperkenalkan dirinya sebagai "Adi mangku negara" (nama yang terlalu berat menurutku). Tepat dua kali dia menemuiku, kini dia muncul ke 3 kalinya didepanku saat aku punya masalah seperti waktu itu. Saat itu dia berkata memberi petuah dan aku hanya diam tergugu, lalu dia pergi tanpa aku tau dari mana sebenarnya dia berasal. Dan kali ini, aku tak akan diam seperti 2 kejadian itu Adi mangku negara. Masih dengan kebiasaan yang sama, dia memutar-mutar benda dalam genggamannya, sesekali keningnya berkerut lalu kemudian tersenyum simpul. "jika kamu masih belum lulus dlm ujian seperti ini, maka boleh jadi esok lusa Allah akan kasih kamu ujian yang sama,hanya saja dengan orang yang berbeda. Aku bisa membaca kebencian dari sorot matamu Annisa, kamu tak bisa menyembunyikan secuilpun dari perasaanmu. aku, Adi mangku negara bisa tahu saat kamu malu, marah, sedih, senang, karena semua gestur tubuhmu tak bisa berbohong, kamu orang yang tak bisa berbohong Annisa." Orang itu terus saja berceloteh dengan menyebut-nyebut namaku. Entah tahu darimana dia dengan namaku, pun tentang aku yang tak pernah bisa menyembunyikan perasaan. Mungkin dia punya semacam peropong bintang, yang mengawasi dari jarak ratusan KM. Entahlah, yang jelas aku hanya baru 3 kali bertemu dengannya, ah bukankah aku sudah membicarakannya diparagraf atas. Dia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, seperti sebuah kelereng, lalu melemparkannya dengan sekuat tenaga "buang semua kebencian itu Annisa, mereka sudah jelas-jelas kalah. Kamu hanya menuruti ke-egiosanmu". Aku menatap kosong pada bukit-bukit yang bembisu, berat rasanya untuk menjawab semua celotehannya. Hingga akhirnya aku bersuara "aku tidak pernah mengusik kehidupan siapapun, tapi jika ada yang mengusik kehidupanku, maka dia akan menerima kebencian ini".
Adi : "kebencian karena keegoisan yang kamu ciptakan sendiri Annisa".
Annisa : "Setiap orang punya prinsip, setiap orang punya batasan, dan setiap orang punya batas toleransi. Siapapun yang mengusik prinsipku, melanggar batasan dan toleransi yang kubuat, maka kupastikan orang itu akan menerima kebencianku"
Adi : "siapa yang akan tahu prinsipmu Annisa, siapa yang tahu batasan toleransimu Annisa? kau fikir orang-orang sekelilingmu itu bisa membaca fikiranmu?"
Annisa : "maka dari itu kita diajarkan etika, Ari mangku negara"
Adi : "namun lagi-lagi dalam masalah yang serupa ini, kamu jadi seperti tak ber-etika, membenci tanpa orang yang kamu benci tahu alasannya, mendiamkan hingga banyak fikiran liar yang menduga. Bicaralah, atau kamu buang semua kebencian itu Annisa"

Jleb, pernyataan yang membuatku tersadar, jika Adi sepertinya bukan seperti otang kebanyakan.

Annisa : "Tak ada sesuatu yang terjadi tanpa adanya alasan, bukankah kamu tahu Adi, jika aku adalah pengingat yang baik. aku masih mengingat Mia, orang yg pernah menolongku satu kali, hingga aku berfikir keras bagaimana harus membalas kebaikannya Adi? Karena bagiku kecil bantuannya tapi sangat aku butuhkan saat itu. Aku adalah orang yang ketika orang lain berbuat baik padaku maka aku harus membalasnya pula dengan kebaikkan yang lebih. Dan ak akan terus mengingatnya hingga aku bisa membalasnya" Menarik nafas perlahan, kuteguk coklat hangat yang sudah mulai dingin ini. "Aku pengingat yang baik Adi, pun ketika pria itu berkata bahwa mulutku pedas, aku memikikannya dan terus kuingat, hingga ketika aku akan berbicara, aku harus berfikir 10 kali intuk memastikan apakah kata/kalimat ini keluar dari lisanku, adakah orang yg terluka."

Adi :"lalu.."

Annisa : "Lalu, daripada sibuk menunjuk dan menyalahkan orang lain. Lebih baik lihat kedalam diri, tanya kedasar hati. Adakah diwaktu dulu kita menyakiti hati orang lain?. Hingga kini harus menerima kebencian dariku"

Adi : "Annisa..."

Annisa : "Dan jika-pun itu terjadi padaku, ada seseorang yang membenciku setengah mati. Tentu aq akan mengoreksi kedasar hati. Dan menganggap mungkin "neraka bocor". Mungkin secuil aib kita Allah perlihatkan pada manusia, toh jika dosa2ku berbau atau semua manusia mengetahuinya, belum tentu ada satu orang-pun yang mau berteman dengan ku"

Hening,,, hanya desiran angin yang terdengar, awan mendung yang seolah akan menumpahkan butira air-pun bergeser, tak lagi disini.. mentari sore malu-malu muncul kembali tersingkab awan. aku berdiri, bersiap-siap untuk pergi, berjalan dan berhenti tepat didepannya.

Annisa : "Dan jika kau bertanya kenapa aku hanya diam?. maka jawabannya: aku tahu kelemahanku adi, aku tahu kata2ku sering terlalu tajam ditelinga orang, apalagi dengan kebencian ini, bukan tidak mungkin kata yang aku keluarkan adalah belati bagi siapapun yg mendengarnya, termasik dia. Aku diam untuk mencegah belati itu tak melukai siapapun. Meski ternyata diamku membuat orang terluka. Namun ini adalah batas yang bisa aku lakukan, semampu-ku".

Aku berlajan meninggalkannya sendiri, terpaku dengan wajah tanpa ekspresi. entah apa yang difikirkannya. Yang jelas dia tak bergeming dari tempat itu, hingga aku menoleh untuk terkhir kalinya dia masih duduk dibangku itu.

Sabtu, 21 Januari 2017

Sepatu Orang Lain


Ketika kita hanya mampu membeli tas tangan seharga 500rb, dan kawan kita membeli tas tangan seharga 5jt, kita bilang dia berlebihan. Padahal ia belanja tak pakai uang kita. Ternyata ia sudah berhemat untuk tidak membeli  tas seharga 40jt rupiah yang sanggup ia beli.

Kita hanya mampu hidup selalu dengan suami, ketika kawan kita terpisah jaraj dan waktu dengan suaminya, kita bilang kawan kita gegabah, kita bilang ia menggadaikan rumah tangga demi materi. Ternyata ia hidup rukun dan bahagia dalam perjalanan rumah tangganya.

Kita hanya mampu menjadi ibu rumah tangga. Ketika kawan kita memilih bekerja sebagai pegawai, kita bilang ia menggadaikan masa depan anak. Ternyata ia bangun lebih pagi daripada kita, belajar lebih banyak dari pada kita, berbicara lebih lembut kepada anaknya, dan berdoa lebih khusyuk kepada Tuhan untuk penjagaan anak-anaknya.

Kita hanya mampu mengatur uang belanja 1jt rupiah satu bulan, ketika kawan kita bercerita pengeluaran belanja bulanannya sampai 6jt rupiah, kita bilang ia boros. Padahal ia tak pernah berhutang pada kita, pinjam uang pun tidak. Ternyata mereka sedekah lebih banyak dari uang belanjanya. Ternyata mereka tak pernah lupa membayar uang zakat.

Siapa yang rugi?? Kita. belum-belum sudah menilai. Bisa jadi malah buruk sangka, Padahal kita tak,


Kamis, 19 Januari 2017

in Januari



Alhamdulillah... Allah kasih kesempatan untuk bisa menghirup udara di tahun yang baruuuuu....
Segala nikmat dan karunia yang tiada henti..
my Allah, maafkan jika dalam perjalanan taat ini banyak ngeluhnya...
my Allah, ampuni jika nyatanya aq banyak lalai..
my Allah, sungguh aq hanya ingin taat pada Mu..
karuniakan dua senjata ya Rabb, yaitu sabar dan syukur....
sabar dalam taat..
sabar dalam meninggalkan maksiat..
syukur dalam menerima apa yang engkau karuniakan.

Resolisi 2017 gak muluk-muluk... cuman pengen istiqomah dalam taat sama Allah.
daaaaannn, mau tebar senyum, ahahahaha kedengaran gokil, tapi yaah itulah. udah bosen dibilang jutek...
jadi ceritanya mau merubah image nih... terserahlah ya apa namanya.
klo ketemu saya, siap2 dikasih senyuman yah, yah, yah, and than.... abis ini gak mau lagi dibilang jutek..
aslinya maaaaaahhh enggaaaak heeeeyyyy... aq introvet klo emang lingkungannya not cozy, alias gak nyaman. klo udah ketemu yang klop maaah, aq bisa lebih bawel dari burung beooo tauuuu... hihihi
tapi apalah daya, orang2 cuman lihat aq selewat doang.. Meski sebenernya ada meme yang bilang "saya hidup bukan untuk membuat anda terkesan" tapi kok itu seperti sebuah legitimasi akan kejutekan atau sikap buruk yang ingin dibenarkan yah.. memang benar, bahwa kita gak bakalan bisa membuat seluruh manusia suka sama kita, sekaliber nabi Muhammadpun tetap saja ada yang membencinya.. Tapi kan kita baik sama orang mah itu kewajiban kita yah..

Nah, point nya disini nih... saya baru sadar bahwa, ketika kita membawa cahaya dalam kegelapan, ketika kita berbagi cahaya dengan yang lain, bukan tidak mungkin ada orang2 yang berusaha merebut cahaya itu.
Perhatikan kalimat ini "ummat memang berbahaya, mereka bisa mencengkaramkan kuku2 tajamnya, menggoreskan belati pada setiap tubuh yang mampu mereka jangkau" yah begitulah.. ketika kita memberika cahaya pada mereka yang sudah terbiasa dlm gelap,cahaya kita akan terasa menyilaukan, mereka akan merebutnya, menggorekan luka pada hatimu. daaann its real, aq mengalaminya...
dan aq belum bisa sedewasa dan sebijak para ustadz/ah dalam menghadapi mereka. my Allah give me kekuatan dan kesabaran.. AAAmmmiiinnn
rada gak nyambung yah, tapi sambungin ajalah sendiri...