Kamis, 12 Oktober 2017

Teman perjalanan

Bismillah..
Salam..

Tulisan ini, tepat tulisan ke 100 dalam blog ini... Tak terhitung tulisan yg pernah nongki dan kemudian d hapus (deuuuh jadi blogger galau pisan).

Memasuki musim hujan, tanah yang gersang kembali hidup, tumbuhan yang layu mulai mengeluarkan tunas. Mereka yang hampir kering, kembali mengeluarkan daun muda. Biji2an mulai menjadi kecambah. Udara panas berganti sejuk dengan iringan nyanyian hujan. Setiap tetes air yg jatuh dari langit menghasilkan suara yang syahdu.

Aku basah kuyup lantaran menerobos derasnya hujan. Berharap segera sampai dirumah lebih cepat, namun jalanan siang itu sedikit tak bersahabat, antrian kendaraan memenuhi ruas jalan, terjadi kemacetan karena ada mobil yg mogok. "yah, gak bisa nyampe cepet ini mah"
gumamku. Teringat berkas penting yg ku bawa, sementara guyuran hujan semakin deras. Tak yakin berkas itu akan selamat jika terus bertahan dalam kemacetan. Akhirnya kucoba menepi, berteduh disebuah warung dipinggir jalan. Seorang ibu dengan daster dan kerudung warna coklat menyapa "waduh, basah kuyup gitu neng. Gak bawa jas hujan? ", sepertinya dia pemilik warung. Aku tersenyum dan menggelengkan kepala. "sok mangga neng duduk dulu, sambil nunggu gak macet, haduh nanti masuk angin neng" ibu itu terus saja berceloteh, naluri seorang ibu nya bekerja dengan baik. Kembali aku tersenyum "muhun bu, ikut berteduh disini". "iya sok mangga, kenapa gak si akang aja neng yang bawa motornya? Ibu mah palaur, hujan2 gini perempuan bawa motor". DAR.... Aku terkejut dengan pertanyaan itu, pertanyaan yg membuat hatiku semakin beku. Namun segera kujawab "akang lg sibuk bu, jadi sy bawa motor sendiri". Pliiisss, hati ini geli banget, kenapa pula harus menerima pertanyaan itu disaat seperti ini. Tak jauh dari situ, seorang pria yg lebih dulu berteduh ditempat itu menghampiri dan berkata pelan kepadaku "jangan bohong, dari matamu aku tau kalo kamu belum menikah." Iiiisshh siapa pula dia, aku menoleh dengan kening berkerut, namun pria itu hanya tersenyum dan kembali berkata "gak usah heran, kamu gak ada bakat buat bohong, aku hanya membaca gestur tubuhmu". Akhirnya aku tersenyum dan berkata "tapi jawabanku tadi gak bohong, aku hanya mengira2, mungkin dia sedang bekerja". Diapun tersenyum.

Antrian kendaraan mulai berjalan,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar