Kamis, 09 Februari 2017

Datang lagi- Part 2

Sudut pandang Adi mangku negara.


Aku masih terdiam, semua kata-katanya sembuatku membeku. Beberapa menit yang lalu, percakapan yang singkat namun penuh emosi Annisa. Ternyata aku tak banyak tahu tentangmu. Aku hanya melihat kamu dari kulitnya saja. Pergolakan batinmu, diam-mu yang selama ini aku sesalkan, kebencianmu yang selama ini aku sayangkan, ternyata membuat pemahaman baru untuk-ku. Bahwa setiap orang layak ditempatkan dalam posisi yang baik. Tak ada guna pamer kehebatan, pamer apa yang kita punya, pamer apa yg sudah kita lakukan, jika "pamer" itu malah membuat orang tak bersyukur. Annisa, kamu sudah cukup matang untuk mengambil sebuah keputusan. Dan aku terdampar disudut tak bercahaya. Aku yang selama ini banyak menuntut, banyak menyalahkan orang, hanya tertunduk lemas mendengar ucapan-mu. Sungguh bukan sekedar ucapan Annisa, tapi nasihat yang akan selalu ku ingat.

Aku tahu makna diam-mu sekarang, aku bisa merasakan kebencian yang kau tahan Annisa. Dan aku tahu, alasan kamu menarik diri dari peredaran. Memilih menepi, tak lagi banyak mengambil peran. Ternyata kamu tengah menundukan api.. Teruslah berjalan Annisa, teman barumu akan tentu lebih baik..

Annisa, kenapa aku jadi selemah ini. Semua ini gara-gara deretan kalimatmu, kamu harus menyembuhkannya. (Ah, lagi-lagi aku menyalahkan orang lain atas ketakberdayaanku).


===END===

Tidak ada komentar:

Posting Komentar