Sabtu, 26 November 2016
Rada Gazebo
Pagi yang cerah, suasana hati yang sumringah dan senyum yang merekah.. Semoga menjadi sabtu yang indah.. Ahahaha
Pagi ini cerah banget, meski tak secerah isi dompet (yang isinya barisan pejuang patimura, 2 lembar Imam Bonjol, dan 3lembar bergambar Otto Isakandar Dinata). Ya, iyalah ini tanggal tua. Ngeliat jajaran buku yang bertengger rapi di rak "Best Seller" pun hanya bisa melambaikan tangan. Bahkan ada sepatu lucu yang dan imut yang merengak minta dibawa pulang, aq tak menggubrisnya.(Ya, elah..gak sadar diri banget.Udah tau dompet lagi asma, masih mau jalan2. wkwkwkw). Gak jalan2 kok, cuman kebetulan aja lewaaatt (Ngeles).
Sabtu-Minggu jadwalnya medley, mari siapkan tenaga dan kesabaran. Siapa tau ketemu akang. Hehehe
Biasanya klo udah ngomongin akang khayalan suka langsung ditimpukin sama mereka (barisan sobat, yang sll ngasih semangat. ahahaha). Yuk ah, kita bersemangat ria, jangan pada loyo, kita masih muda guys.
Agama, negara dan dunia butuh para pemuda yang tangguh. Bukan mereka yang pandai mengeluh (Angap aja ini lagi pidato kemerdekaan).
Udah sih itu aja, semoga hari kita semua lancar. Dan aktifitas kita diridhoi oleh Allah. AAAmmiinn (ini penutup, klo udah AAmmiin biasanya pembacaan doa suka beresan)..
Kamis, 24 November 2016
Refleks
Hmmm... kenapa tetiba pengen nulis ini yak???
Kita lihat dulu deh, apa yang mau dibahas. Mari kita lihat dulu pengertiannya apa itu gerak refleks menurut ilmu biologi.
Gerak refleks merupakan gerak yang tidak disadari. Hantaran impuls pada gerak refleks mirip seperti pada gerak biasa. Bedanya, impuls pada gerak refleks tidak melalui pengolahan oleh pusat saraf. Neuron di otak hanya berperan sebagai konektor saja (pusing?? ahahaha udah lupa yaaaa). Intinya sih, satu gerakan atau aksi yang kita kerjakan tanpa sadar. Jadi kata kuncinya adalah "Tanpa Sadar".
Pernah gak, kita keceplosan atau melihat orang yang keceplosan? pernahkaaannnn??Nah, sejatinya keceplosan ini adalah bentuk refleks yang paling jujur dalam jiwa seseorang. kenapa demikian? kalian tau apa itu habits atau kebiasaan? yups, habits atau kebiasaan adalah suatu pekerjaan yang untuk melakukannya tika udah gak usah mikir lagi, Gak usah bengong dulu alias gak pake mikir.
Pun begitu dengan refleks, aq sih pengen nulis masalah "keceplosan" aja sebenarnya. Jadi ya, anggap aja itu prolognya, biar pada nyambung, apa yang mau diomongin, hehehe
Nah, si keceplosan ini adalah salah satu bentuk dari kejujuran jiwa, karena sejatinya itulah yang ada dalam fikirannya. contoh: ketika seseorang kesandung, ato kaget maka apa yang diucapkan adlah apa yang sedang ia fikirkan tanpa mempertimbangkan, apakah ucapan yang keluar itu baik atau tidak. Jujur, aq kemarin keceplosan bangeeeeeeetttt, ini gerak refleks bangeeet pengen pergi. Tapi setelahnya aq berfikir, lhooo kenapa tadi langsung cabut buru2 gitu aja ya?? jujur aq bertanya pada diri sendiri, dan alasannya karena aq gak bisa harus pura2 ramah sama orang yang..... ah sudahlah. Jadi intinya, gerakanku waktu itu adalah satu bentuk kejujuran jiwa. Tp klo difikir lagi, gak boleh lhooooo boreeeel kamu ngelakuin itu. Astagfirullah, ampuni salahku ya Rabb. Mohon lapangkan hati ini, mohon lapangkan untuk orang2 yang memang pernah memberi duri. Introspeksi diri boreel, kamu juga pasti pernah ngasih duri sama orang lain. Banyak istigfaaarrr... Astagfirullah, semoga Allah mengampuni dosa2 ini..
Just reminder buat aq sendiri,.. Jaga sikap, kita gak atauuu keadaan hati seseorang lagi gimana. kesinggung sedikit, bisa jadi bumerang besarrr. Semangat menjadi lebih baik.
Selasa, 22 November 2016
Manusia Bertopeng
Alhamdulillah bisa nulis pagi-pagi giniiiii....
Kita sering dengar dooong kalimat ini "Mulutmu Harimaumu", bener gak???? inimah semua orang juga udah pada apal-lah ya....
Ada satu kejadian yang entah menjijikan atau gimana, yang jelas bikin illfeeeel lah pokonya (kaya makan bon cape level 100 gitu klo ada mah, alias pedes bangeeeettt, alias illfeeelllll bangeeeeetttt... mulai lebaaayyy... ahahahaha). Suatu hari,aq lagi buru-buru banget mau pergi, tapi karena nunggu teman yang lagi maksi akhirnya aq putuskan menunggu di lobi kantor (halah gayanya, intinya sih lagi nunggu temen makan. itu aja). Tiba-tiba dari arah yang berlawanan, terdengar beberapa mahluk gho'ib yang sedang bercakap-cakap, membicarakan satu topik, dan itu "gueeee" (glek, darah mulai panaaaasss... wkwkwkwkw) berbicara lantang, lantas cekikikan (asli, pengen nimpuk, cuman ya ditahan aja) bicara bla bla bla hingga akhirnya saling say good bye. Aq sih mencoba buat kalem aja, pura-pura gak lihat saat mereka nyeloyor lewat depan mata, sayang aq gak lihat gimana ekspresinya. et dah, boro-boro pengen lihat mukanya, aq udah illfeelh duluan (ahahahahaha). Asli sepanjang perjalanan, aq mikiiiirrrr bangeeeetttt, kok bisa ya mereka kaya gitu, perasaan selama ini aq gak pernah ngomongin yang enggak2 tentang mereka kesiapapun (tapi lagi-lagi ini mungkin hanya perasaanku saja). Aq mikiiiiiirrrr, istigfar berkali-kali, mengingat apa aq pernah melakukan itu terhadap teman2 ku. Hingga pada satu titik dan kesimpulan bahwa aq harus bermuhasabah diri, banyak2 introspeksi diri, jika memang benar apa yg mereka bicarakan ada padaku, maka aq harus memperbaikinya dan semoga Allah mengampuniku. Jika tidak, maka biarlah Allah yang Maha tau.. Ini juga menjadi catatan bagiku bahwa tidak ada satu orangpun yang aman untuk dijadikan teman curhat.Hari ini aq menjadi saksi bahwa dengan mudahnya seseorang menggunjing. Lahaula wala quwwata illa billah.. Sungguh satu2nya tempatku mengadu hanya pada Allah, pemilik segala solusi, penggenggam setiap jiwa.
Reminder buat saya pribadi : Jangan pernah hidup dalam topeng kepura-puraan. pura2 baik, pura2 salih/hah, pura2 pintar, pura2 kaya, pura2 care,dll. Jadilah diri sendiri yang benar-benar baik dan benar-benar mulia.
Kamis, 17 November 2016
Generasi Baper #2
cek disini
Lagi nge hits banget di instagram video ini, hampir semua akun-akun yang menamai akun mereka dengan kata kunci "nikah", "suami", "baper", "semangat" dan lain-lain lah ya pada memposting video itu. penasarankan video apa??? monggooo di klik aja link di atas. Cerita dikit deh, itu lhooo video wedding yang bikin bapeeeerrrrr, entah emang vidoenya bikin baper, ato aq nya aja emang lagiii baper yah.. entahlah ya, pokoknya disetiap menghadiri acara wedding, yang paling dad dig dug itu, pas pertama mempelai prianya dateng, sama pas ijab qobulnya.... itu detik-detik paling menegangkan pokonyaaaa. Dan ternyata itu adalah moment yang paling "sakral" (sengaja banget di bold, biar pada engeuh.. ahahaha) Kenapa bisa begitu? oke, sejatinya dua insan yang saling berbeda latar belakang, memutuskan untuskan untuk berjalan bersama, membangun rumah dan meniti tangga (ini ngomong apa yah, rada gak nyambung. terserah pokonya cuman pengen numpahin jutaan aksara yang loncat2 dikepala aja kok) yups, dan ketika ijab qabul itu berlangsung, sejatinya, seorang pria sedang berjanji dihadapan Allah, bahwa ia akan menjadi wali untuk wanitanya tersebut. Mengambil alih tanggung jawab yang sebelumnya dipikul oleh ayah si wanita, menjadi tanggung jawabnya.Dan itu semua akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Allah Azzawajalla kelak. MasyaAllah, ternyata janji yang begitu berat yah. Sedangkan bagi si wanitanya, mulai dari akad itu terucap, maka berpindahlah semua ketaatan yang sebelumnya harus taat pada kedua orang tua, maka serta merta, taannya pada suami harus dia utamakan daripada kepada orang tuanya (dan sampe saat ini aq masih berfikir keras. Jika bukan karena iman, begitu berat rasa2nya) namun dalam hal ini tentu taat dalam hal yang ma'ruf.
Karena tulisan ini sempat tepotong beberapa kali, alhasil semua ide mulai buyarrr... tapi tak apa, kita lanjutkan lagi yah...
Telah saya singgung di atas bahwa jika bukan karena iman, maka untuk menomor satu-kan taat kepada suami dibanding taat kepada kedua orang tua rasa-rasanya sangat sulit yah. Pun begitu dengan orang tua, melepas anak perempuan yang selama ini mereka rawa dengan baikt, mereka didik dengan pendidikan terbaik, mereka ajarkan segala seuatu yg terbaik, mereka jaga dari buaian hingga dewasa dengan penjagaan terbaik (perlu diperhatikan bahwa yang terbaik disini bukan yang serba mahal, serba wah, serba eksklusif. Namun yakinlah apa yg diberikan orang tua kita itulah yg terbaik yang bisa mereka berikan. Tentu berbeda setiap orangnya, tergantung dari kemampuan org tua kita. jadi klo masa2 pendidikan mu tidak sebagus temanmu maka ya itulah yg terbaik) oke faham ya. Mereka merawat anak perempuannya dengan baik, namun ketika tumbuh dewasa, mereka harus rela menyerahkan dan mempercayakan segala bentuk penjagaan, pendidikan dll nya kepada seorang lelaki yang belum lama mereka kenal. Ini sungguh sungguh sungguh sangat berat bukan ?? (gak kebayang anak sy gimana, tepooookkkk jidaaaattt hehehehe)
Saya meyakini bahwa jika bukan dengan iman, lantas apa yang mendorong seorang pria berani menhambil resiko untuk memikul tanggung jawab itu.. Itulah kenapa dalam detik-detik sakral itu adalah salah satu waktu yang mustajab dikabulkannya doa, karena janji itu dihadapan Allah dan disaksikan oleh para malaikat. Wallahu 'Alam.
November rain
Jika November identik dengan hujan, lalu hujan identik dengan apa?
Ketika kabanyakan orang menghubungkan hujan dengan ke-pilu-an, sedih, patah hati dll seolah hujan membawa kabar sendu, merenggut mereka pada masa lalu yang menyedihkan, pada air mata, pada kisah duka.. Saya merasa heran, siapa kiranya yang pertama kali memproklamirkan bahwa hujan itu identik dengan tangisan... Mari sejenak kita rehat, don't judge begitu saja hujan ini..
Mari berfikir positif, mari melihat dengan cara yang berbeda. Hujan adalah Cinta dari Tuhan untuk hambanya, hujan adalah karunia bagi segenap penghuni jagad raya. Tak bisakah kita ikut senang, bernyanyi bersama barisan katak yang bernyanyi riang kala hujan turun. Tak bisakah kita ikut tersenyum bersama kecambah yang perlahan tumbuh menjadi tunas seiring guyuran hujan yang membuatnya menjadi lembab. Tak bisakah kita rasakan kebahagiaan tanah, yang menjadi subur setelah ditimpa hujan, mengakhiri kegersangan yang selama ini ia tahan, aroma tanah yang khas kerinduan yang terdalam. Tak bisakah kita lihat senyum merekah para petani yang siap untuk menyemai untuk kemudian menuai, karena hujan telah datang.
Mulai sekarang, mari tersenyum saat hujan turun. Hanyutlah bersama nyanyian riang segenap penghuni bumi.
Ketika kabanyakan orang menghubungkan hujan dengan ke-pilu-an, sedih, patah hati dll seolah hujan membawa kabar sendu, merenggut mereka pada masa lalu yang menyedihkan, pada air mata, pada kisah duka.. Saya merasa heran, siapa kiranya yang pertama kali memproklamirkan bahwa hujan itu identik dengan tangisan... Mari sejenak kita rehat, don't judge begitu saja hujan ini..
Mari berfikir positif, mari melihat dengan cara yang berbeda. Hujan adalah Cinta dari Tuhan untuk hambanya, hujan adalah karunia bagi segenap penghuni jagad raya. Tak bisakah kita ikut senang, bernyanyi bersama barisan katak yang bernyanyi riang kala hujan turun. Tak bisakah kita ikut tersenyum bersama kecambah yang perlahan tumbuh menjadi tunas seiring guyuran hujan yang membuatnya menjadi lembab. Tak bisakah kita rasakan kebahagiaan tanah, yang menjadi subur setelah ditimpa hujan, mengakhiri kegersangan yang selama ini ia tahan, aroma tanah yang khas kerinduan yang terdalam. Tak bisakah kita lihat senyum merekah para petani yang siap untuk menyemai untuk kemudian menuai, karena hujan telah datang.
Mulai sekarang, mari tersenyum saat hujan turun. Hanyutlah bersama nyanyian riang segenap penghuni bumi.
Langganan:
Postingan (Atom)