Bismillahirohmannirrohim..
Selamat malam semua... Ujan-ujan gini enaknya nyicip sekoteng yah, kalo enggak susu jahe boleh deh, ato coklat panas juga nikmat (sayang semua itu hanya dalam hayalan) hahahaha
Dari pada ngelantur kesana-kemari (meskipun bukan untuk mencari alamat. Apasih) mending kita bikin cerbung aja. Jadi mulai sekarang, mimin bakal banyak ngepost dalam bentuk cerbung aya kali ya, meskipun sedikit diselingi dengan tulisan dari kegalau-an, keresah-an, dan perenung-an mimin yang kadang gak jelas, maafkeun atuh yaaa (mimin cuman pengen nulis aja kok).. hehehe
Selamat menikmati yah,,,,
Oke, kisah ini bercerita tentang perjalanan seorang anak manusia (ye laaaaah, klo anak kambing mah siapa yang mau peduli) yang penuh dengan rintangan benteng takeshi. perjalanan yang menyenangkan disertai siulan burung-burung yang ikut bernyanyi, mentari yang tersenyum cerah dan semilir angin yang menyejukkan. Namun terkadang dalam sebuah perjalanan tak ayal kita dapati gulungan awan hitam, kilat yang menyambar, dan duri yang menghadang, lolongan anjing yang mencekam atau bahkan kamu dikejar si-anjing itu, ah betapa repotnya bukan. Coba kalian bayangkan, udahmah langit yang mendung hitam, kalian tidak bawa payung maka dengan terburu-buru berlari ingin segera sampai ditujuan, namun tiba-tiba kilat yg menyambar dan laginya terdengan lolongan anjing yang membuatmu gentar, dan tiba-tiba anjing itu ada di belakangmu, menggong-gong dan hendak menggigit. Ketika kamu lari, si-anjingpun mengejarmu, dan saat kamu berlari, ternyata jalan yang kamu susuri itu penuh dengan duri. Ah, tak dapat ku bayangkan gimana itu kondisinya, rumit bukan? yah... begitupun dengan jalan cerita 'Nisa Ayumi' dkk.
Minggu, 22 Mei 2016
Senin, 16 Mei 2016
Garut itu? Manis kaya kue burayot & bisa membuang segala racun.
Assalamualaikum.
Haiii....
nulis lagi nyoook,.. Oke beberapa hari kemarin, tepatnya tgl 5-7 mei aku mengikuti kegiatan TnT (Traveling and Teaching) di regional Garut spesial HARDIKNAS. Tak dapat dipungkiri bahwa kepergiku ke Garut dengan setumpuk jenuh dan sejuta kecewa (halah, mulai lebay). Kepergianku kesana mungkin semacam lari dari kenyataan (beuuh, lemah), yah gitulah ya pokonya, semacam mencari suasana baru untuk merapikan hati yang sudah garut marut (carut marut maksudnya ^^).
Jadi di TnT itu, saya bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang, dan melihat kultur baru dalam sebuah masyarakat. Dan salutnya, ternyata masyarakat disana masih memegang budaya dalam hal bahasa (murut saya inimah), jujur disini sendiri, orang2 yang menggunakan bahasa sunda halus itu hanya sekelumit orang saja. Sedangkan di Garut sana sejauh yang saya temui mereka masih menggunakan bahasa sunda halus. Banyak acara yang dilalui mulai dari ketemu panitia yang someah dan balageur, para volunteer yang kece, gokil dan seru2. Perjalanan Traveling yang aduhai, digonjang ganjing dalam truk. Nge-camp di bukit teletubies, dan menyusuri pantai sayang heulang. Hingga akhirnya menuju tempat teaching yang medannya itu waaaarrrr biasaaaa, nikreuh dimalam hari, di gong-gong anjing warga (yang saya heran, ditiap rumah itu ada anjingnya. mungkin semacam satpam. Entahlah) menuruni turunan tajam yang licin dan ada salah satu volunteer yang jatuh juga. Sampe di TKP dengan banjir keringat, dan saat para volunteer rehat, tiba-tiba salah satu volunteer ada yang nyeletuk "Kue Kueeee" lantaran ngeliat susunan rebana yang menyerupai kue ulang tahun, belum lagi satu piala yang kelihatannya kaya cakwe ( efek kehabisan energi habis tracking. hahaha gokil aslina). Dan keseruan masih berlanjut kawan. Pagi harinya semua volunteer siap-siap untuk teaching. Di teaching ini, saya berasa beruntung banget bisa sekolah dengan normal dan banyak lagi nikmat Allah yang harus saya syukuri. Well, kalo saya ceritain semua disini bakal habis ber ribu-ribu paragraf (beneran lhoooo). Dan semua cukup saya rangkum dalam memori, tersimpan dalam hati dan terkenang dalam ingatan. Garut, oh garut menyisakan memori yang manis seperti rasa kue burayot (itu nama kue siapa yang kasih yah? bisa kepikiran ngasih nama 'Burayot' hahahahahaha).
Dan kalau ditarik kesimpulan dari pemaparan diatas (halah pamaparan, cerita capruk meureun yah) bahwa san-nya saat semua rutinitas menjemukan, orang-orang sekitar yang memuakkan dan problem yang terasa menghimpit, mungkin kita butuh piknik, keluar dari zona kita. Entah untuk menepi sendiri, atau berlari untuk bertemu banyak orang, belajar tentang perbedaan dan keragaman. Tapi yah, jangn keseringan juga, karena menyebabkan terkurasnya isi dompet (hahahaha)
Bulan mei yang cantik, hadiah ulang tahun yang paling manis.. Alhamdulillah..
Haiii....
nulis lagi nyoook,.. Oke beberapa hari kemarin, tepatnya tgl 5-7 mei aku mengikuti kegiatan TnT (Traveling and Teaching) di regional Garut spesial HARDIKNAS. Tak dapat dipungkiri bahwa kepergiku ke Garut dengan setumpuk jenuh dan sejuta kecewa (halah, mulai lebay). Kepergianku kesana mungkin semacam lari dari kenyataan (beuuh, lemah), yah gitulah ya pokonya, semacam mencari suasana baru untuk merapikan hati yang sudah garut marut (carut marut maksudnya ^^).
Jadi di TnT itu, saya bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang, dan melihat kultur baru dalam sebuah masyarakat. Dan salutnya, ternyata masyarakat disana masih memegang budaya dalam hal bahasa (murut saya inimah), jujur disini sendiri, orang2 yang menggunakan bahasa sunda halus itu hanya sekelumit orang saja. Sedangkan di Garut sana sejauh yang saya temui mereka masih menggunakan bahasa sunda halus. Banyak acara yang dilalui mulai dari ketemu panitia yang someah dan balageur, para volunteer yang kece, gokil dan seru2. Perjalanan Traveling yang aduhai, digonjang ganjing dalam truk. Nge-camp di bukit teletubies, dan menyusuri pantai sayang heulang. Hingga akhirnya menuju tempat teaching yang medannya itu waaaarrrr biasaaaa, nikreuh dimalam hari, di gong-gong anjing warga (yang saya heran, ditiap rumah itu ada anjingnya. mungkin semacam satpam. Entahlah) menuruni turunan tajam yang licin dan ada salah satu volunteer yang jatuh juga. Sampe di TKP dengan banjir keringat, dan saat para volunteer rehat, tiba-tiba salah satu volunteer ada yang nyeletuk "Kue Kueeee" lantaran ngeliat susunan rebana yang menyerupai kue ulang tahun, belum lagi satu piala yang kelihatannya kaya cakwe ( efek kehabisan energi habis tracking. hahaha gokil aslina). Dan keseruan masih berlanjut kawan. Pagi harinya semua volunteer siap-siap untuk teaching. Di teaching ini, saya berasa beruntung banget bisa sekolah dengan normal dan banyak lagi nikmat Allah yang harus saya syukuri. Well, kalo saya ceritain semua disini bakal habis ber ribu-ribu paragraf (beneran lhoooo). Dan semua cukup saya rangkum dalam memori, tersimpan dalam hati dan terkenang dalam ingatan. Garut, oh garut menyisakan memori yang manis seperti rasa kue burayot (itu nama kue siapa yang kasih yah? bisa kepikiran ngasih nama 'Burayot' hahahahahaha).
Dan kalau ditarik kesimpulan dari pemaparan diatas (halah pamaparan, cerita capruk meureun yah) bahwa san-nya saat semua rutinitas menjemukan, orang-orang sekitar yang memuakkan dan problem yang terasa menghimpit, mungkin kita butuh piknik, keluar dari zona kita. Entah untuk menepi sendiri, atau berlari untuk bertemu banyak orang, belajar tentang perbedaan dan keragaman. Tapi yah, jangn keseringan juga, karena menyebabkan terkurasnya isi dompet (hahahaha)
Bulan mei yang cantik, hadiah ulang tahun yang paling manis.. Alhamdulillah..
Rabu, 04 Mei 2016
Waiting....
Menunggu, sebuah kata yang menjemukan dan membosankan bukan?
Kurang lebih 56 jam aku menunggu balasannya, hahaha cukup menggelikan bukan? menghitung seberapa lama kamu akan membalas pesanku. Tentang perasaan, kadang seseorang dibuat bodoh, dibuat seperti anak kecil dan dibuat seperti ling-lung. Ah, sudahlah. Bukankah aku sudah terbiasa menunggu. Bahkan aku sudah lupa dengan waktu yang kuhabiskan dengan menunggu.Dan mungkin, sekarang waktunya untuk aku pergi.Tak ada yang pasti memang, apakah kamu atau siapa yg aku tunggu.Pesonamu mulai pudar seiring kesadaranku. Inilah pilihanku, mengunci semua celah hingga yg seharusnya menjabat tangan bapak ku.
Menurutku 'menunggu' bukanlah kata pasif, yang dihabiskan dengan melamun. Namun, bagiku menunggu adalah kata kerja. dimana aku bisa mempersiapkan banyak hal untuk perjalanan denganmu.
Menyiapkan hati yang lebih lapang, agar nanti kamu bisa leluasa didalamnya.
Menyiapkan telinga untuk lebih peka mendengar keluh dan gundahmu.Suatu hari nanti, kamu bebas menceritakan apapun padaku, tanpa aku memotong ceritamu.
Menyiapkan lisan yang lembut, agar nanti kau merasa nyaman disisiku.
Ah, dan satu lagi. aku belajar untuk banyak mengucapkan 'Terima Kasih'. Agar nanti aku bisa berterima kasih padamu atas semua yg telah kau berikan.
Sudah dulu ya, aku sedang belajar menghafal akhir-akhir ini.
hafalan unutk anak kita kelak.
Semoga kaupun begitu...
Dan aku masih berusaha meraba siluet wajahmu.
Langganan:
Postingan (Atom)