Kamis, 11 Februari 2016

Nasihat diri

Bimillah hirrohman nirrohim...

Nyambung dari tulisan sebelumnya tentang pacaran dan j*d*h, kali ini minceh masih akan bahas seputar j*d*h. Biar para akhwat gak terjebak dengan penyakit cinderella compleks (sebuah penyakit yang diderta oleh seseorang, dimana orang tersebut menghayalkan sosok ideal yang hanya ada dalam dunia khayalnya, dan menolak ikhwan yang datang untuk melamar, karena tidak sesuai dengan sosok ideal yang ada dalam khayalannya itu) sebenernya materi ini minceh dapatkan dari sebuah artikel dan diperjelas lagi tadi sore lewat video ust. Salim A Fillah yang sangan Jleb banget. Apa ituh??? cekidooooooottt...

Ada beberapa poin yang harus kita perhatikan :

Pertama
Satu hal yang seringkali dilupakan oleh banyak wanita,ADALAH bahwa kemuliaan wanita tidak bergantung pada laki-laki yang mendampinginya. Tahu darimana?  Allah meletakkan dua wanita mulia dalam Alquran, Maryam dan Asiyah. Kita tahu bahwa Maryam adalah wanita suci yang tidak memiliki suami, dan Asiyah adalah istri dari manusia yang sangat durhaka, Firaun. Apakah status itu mengurangi kemuliaan mereka? NO....
Itulah mengapa bagi wanita dizaman Rosulullah dulu, yang terpenting bukan mendapat jodoh di dunia atau tidak, melainkan bagaimana memperoleh kemuliaan di sisi Allah.

Kedua
Bicara jodoh adalah bicara tentang hal yang jauh: Akhirat, Syurga, Ridha Allah, bukan semata-mata dunia.

Ketiga
Jdoh itu sudah tertulis. Tidak akan tertukar. yang kemudian menjadi ujian bagi kita adalah bagaimana cara menjemputnya. Beda cara, beda rasa. Dan tentu saja beda keberkahannya.

Keempat
Dalam hal rezeki,urusan kita adalah bekerja. Soal Allah mau meletakkan rezeki itu dimana, itu terserah Allah. Begitupun jodoh, urusan kita adalah ikhtiar. Soal Allah mau mempertemukan dimana, itu terserah Allah.

Kelima
 Cara Allah memberi jodoh, tergantung cara kita menjemputnya. Satu hal yang Allah janjikan, bahwa yang baik untuk yang baik. Maka, mengupayakan kebaikan diri adalah hal utama dalam ikhtiar menjemput jodoh.

Keenam
Dalam urusan jodoh, ta'aruf adalah proses seumur hidup. Runus terpenting: jangan berekspektasi berlebihan dan jangan merasa sudah sangat mengenal sehingga berhak menafsirkan perilaku pasangan.

Ketujuh
Salah satu cara efektif mengenali calon pasangan yang baik adalah melihat interaksinya dengan empat pihak yakni Allah, Ibunya, Teman sebayanya, dan anak-anak.

Kedelapan
Seperti apa bentuk ikhtiar wanita?
1. Meminta kepada walinya, sebab merekalah yang punya kewajiban menikahkan.
2. Meminta bantuan perantara, misal guru, teman, dll. Tapi pastikan perantara ini tidak memiliki kepentingan tertentu yang menyebabkannya tidak objektif.
3. Menawarkan diri secara langsung. Hal ini tidak dilarang oleh syariat. Bisa dilakukan dengan menemuinya langsung atau melalui surat. Konsekuensi satu: Ditolak. Tapi lebih baik dari pada digantung.

Gimana??? udah fahamkan Dear...... jangan sok tebar pesona kesana-kesini lagi yaaaaaa......
Btw, untuk yang ikhtiar poin tiga, ilmu minceh belom sampe kesana.. hehehe
tulisan ini reminder untuk minceh sendiri,...  mudah2an ada manfaatnya, AAAAmmmiiinnn..

minceh fikir dengan tiga tulisan yang berurutan ini, kita semua jadi faham ya... gimana kita menjaga interaksi dan memantaskan diri, serta konsep tentang jodoh itu sendiri.
Ambillah pelajaran wahai orang2 yg mempunya fikiran, Wallahu A'lam.

Wassalam....

Mau Diulur penuh mesra atau Dilempar penuh Murka ?

Bismillah hirrohmannirohim...

Setelah ditulisan sebelumnya minceh jelasin tentang pacaran, kini minceh mau bahas topik yang rada berat dikit. Hmmm... JODOH, ketika mendengan kata itu yang terfikir adalah: (gimanayah bentuknya jodoh gue? siapa ya orang nya? kalo gue gak pacaran apa masih kebagian sijodoh ini, kalo nanti taarufan malu gak yah? DLL) itu sih versinya minceh....wkwkwkw

Jadi gini, banyak banget para wanita (bukan waria) yang galau maslah jodoh ini, kalau kebanyakan insan menjemput jodoh dengan pacaran (nyambung lagi dengan tulisan minceh yg sebelumnya) maka bagi akhwat yang katanya sudah hijrah ini, mereka kebanyakan tersesat dalam virus yang namanya "Baper" (gak mau pacaran, tapi mengkhayalkan seorang ikhwan yg....... bingung ngungkapinnya masa iya minceh bilang kecengan sih, kan udah hijrah ceritanya, yah initinya ikhwan harapan kali yah....) mereka banyak terjebak baper oleh ikhwan yang menjadi harapan mereka, membayangkan bla bla bla bla bla.....
padahal belum tentu ikhwan itu jadi jodohnya (nah lhoooo..... bapernya iya, zina hatinya iya, Astagfirulloh)
Plissss yah Dear fahami konsep inih....

Jika telah tertulis menjadi jodohmu, maka selamanya akan terus begitu. Akan ada saja cara-Nya untuk membuat kalian bertemu, dan saling mengikat janji setia didepan penghulu.
Dia dengan segala keberaniannya sebagai pria, akan dengan sungguh-sungguh menjabat tangan walimu.
Tugasmu, bukanlah tebar pesona kepada semua lelaki. Senyum sana, senyum sini. Membuktikan itu, membuktikan ini. Bahwa diri paling berharga untuk dimiliki. menyeleksi siapa kira-kira yang patut dijadikan imam sehidup semati.
Tugasmu hanyalah, tak henti mengirim munajat cinta penuh harapan kepada Illahi, yang senantiasa akan mendengarkan segala apa keinginan, dan mengabulkan apa yang terbaik,yang perlu engkau punya.
Lelaki yang terbaik untukmu. belum tentu dia yang tampan wajahnya, banyak hartanya, tinggi kedudukannya. Namun, terimalah dia apa adanya. Lihatlah bagaimana agamanya, dan bagaimana dia memperlakukan orang-orang yang ada disekitarnya. Serta, jemputlah dia dengan cara yg dirihoiNya,
Buakan cara yang dimurkai Rabbana.
Untukmu yang setia menanti :
Bersabarlah.... Waktu itu sebentar lagi.

Gimana Dear, sudah fahamkan???? mau diambil dengan cara maksiat dan taat ya dapetnya itu-itu juga. yang beda hanya dalam rasa. Diulur lembut, atau dilempar penuh murka Nya (Naudzubillah) gak usah galau lagi yah... nanti minceh sambung dengan tulisan ke 3 yang berasa tamparan banget pokoknya... hehehe (seenggaknya itu yang minceh rasain ketika dapet materinya)

Note: Tulisan ini reminder untuk minceh sendiri. Semoga Allah istiqomahkan kita dalam taat.
Ambillah pelajaran wahai orang-orang yg mampu berfikir. Wallahu A'lam.

Wassalam......

kalau gak boleh, jangan ngeles

Bismillahirrohman nirrohim...
Assalamualaikum warohmatulloh....


Lama gak ngeblogg nih, banyak kesana kemari mencari makna kehidupan. Belajar mencari makna dari sebuah peristiwa. Well, malem ini minceh bakal nulis tentang satu kata yang sangat fenomenal dan kalian juga pasti sering banget denger kata ini, apa itu??? ini dia "Pacaran" dulu yang terbayang ketika mendengar kata ini adalah berduaan lawan jeni yang saling mengungkapkan rasa (ueeeekh eneg gue). Namun sekarang, setelah mengenal islam lebih dalam, belajar islam lebih banyak, ketika mendengan kata "Pacaran" yang ada malah eneg, jijay, dan gareuleuh gituya.

 Hmmm.. Kebanyakan orang ketika mendengar kata "Pacaran" maka yang terlintas adalah hubungan antara dua orang yg berlainan jenis (bukan sesama jenis ya, LBGT is HARAM). Jadni gini...

Banyak orang yang mnyalah artikan kata "Pacaran" ini, simpelnya gini yah....
Katamu gak pacaran, tapi jalan bareng, kemana-mana berdua, ya sama-sama maksiatnya.
Katamu cuman temen, tapi sayang-sayangan, pegang-pegangan, telpon-telponan, ya juga sama maksiatnya.
Katamu adek-kaka, tapi pegang-pegangan, kamu ajak makan berdua, ya itu juga sama maksiatnya.

Pacaran itu HARAMNYA bukan pada Label dan jenis Modusnya, tapi aktivitasnya. Sebelum menikah Batasi interaksi.
Karena lelaki dan wanita diatur interaksinya, terpisah satu sama lain, kalau mau bareng juga ada aturannya.

Khalwat, itu yang pasti ada dimodus apapun, mau pacaran, mau adek-kaka, TTM, HTS, STH, dll apaun ituh.
Mau long distance, short distance, maraton, beda kota, beda alam, beda dunia, ya khalwat juga, maksiat juga.
Mau SMS, surat-menyurat, BBM, WA, Telegram, bahkan merpati pos, ya interaksi sebelum menikah itu bahaya.
Nanti ya baper-baper juga, nafsu-nafsu juga, ujung-ujungnya ya maksiat juga, dam maksiat ujungnya pasti sengsara.
Karenanya perbaiku diri selalu, jauhi maksiat, persiapkan diri bagi kebahagian sejati dengan taat.
Maksiat gak akan pernah bikin bahagia, tapi taat itu pasti bahagia, mau bareng Allah, atau barengan yang lain?

Giman, faham gak Dear? jadi keharaman pacaran itu bukan pada labelnya ya... tapi pada interaksinya. mau namanya apapun, selama didalamnya ada khalwat, maka haram namanya. Well, penyakit ini tak hanya menjangkiti insan pada umumnya, namun tak terkecuali bagi mereka yg katanya telah hijrah. Mereka dengan lantang mengucapkan "aku gak punya pacar" tapi kok interaksi dengan lawan jenisnya gak dijaga.
masih suka senggol kiri kanan (kalo kata minceh mah masih tepak toel gituh ya) bukan tidak boleh berinteraksi sama sekali dg lawan jenis, islam memperbolehkan interaksi dengan yg bukan mahram dalam 3 keadaan, yaitu dalam kesehatan (pengobatan), pendidikan (belajar-mengajar) dan muamalah (jual-beli) jadi diluar itu semua, ya dijaga ya mbak sis, klo mau interaksi ya seperlunya ajah. kalo mau curhat ya sama Allah ajah... Ingat "TIDAK ADA HUBUNGAN NATURAL ANTARA 2 ORANG LAWAN JENIS" salah satu atau keduanya pasti ada SOMETHINK....

Tulisan ini, reminder buat minceh sendiri, dan siapapun yang membacanya....
Semoga kita semua istiqomah dalam taat.....
Ambillah pelajaran wahai orang-orang yg punya pemikiran...Wallahu a'lam.

Wassalam