Sabtu, 14 Oktober 2017

Sabtu review

Sabtu review...

Salam,
Hari libur enak nya ngapain ya??? Banyak org yg bilang bahwa weekend adalah time to
"quality time". Nah, review sy kali ini semoga bisa menemani QT kalian semua ya...

Berikut adalah more info buku yg akan sy bahas.
Judul : ayat-ayat cinta 2
Penulis : Habiburrahman el shirazy
Jml halaman : 697 halaman

Siapa yg tak kenal dengan novel Ayat2 cinta yg terbit di tahun 2004, novel islam yang waktu itu booming bgt, sy juga lagi pas unyu2 nya waktu itu. Wkwkwkwk
Yang kemudian di angkat ke film layar lebar dan sukses digandrungi anak2 muda. Nama fahri melangit dlm film tersebut. Beberapa tahun setelah itu, tepatnya d tahun 2007, kang Abik (begitu beliau biasa dipanggil) sang penulis kembali menerbitkan novel yg tak kalah booming yaitu Ketika cinta bertasbih 1 dan 2, novel inipun mendulang kesuksesan yg sama dgn novel sebelumnya. Dan kali iniiiiii, giliran novel ayat-ayat cinta 2 yang bakal difilemkan, apa jangan2 sudah beredar di bioskop ya? Duh, kudet sy klo urusan film. Hihihi
Bagi sy pribadi membaca lebih dapet feel ny ketimbang nonton film yg di angkat dr sebuah novel (tapi, ini pendapat pribadi doang kok). Oke, kita mulai, dalam novel AAC 2 ini, fahri masih menjadi tokoh utama nya. Kehilangan Aisha membuatnya kehilangan separuh jiwa (nah lhooo,, Aisha kemana gitu?) kalian gak bakalan bisa nebak perjalanan Aisha hingga dia bisa hilang dr kehidupan Fahri, bener2 puzle banget. Hehehe (sengaja biar kalian pada penasaran 😁) Yang jelas, Fahri seperti tak tertarik lagi dengan yg namanya "Wanita" (duh, hambar euy) tapi dalam perjalannya, ada seorang wanita yg ternyata berjuang buat dapetin Fahri, namun dia harus ber-urai air mata lantaran Fahri yg blm sepenuhnya bisa move on (Fahri down nya lamhay bangeet)  konfil dengan Keira dan Bertetangga dengan seorang nenek Yahudi yg mmbenci Islam. Itu sebagian drama dalam novel tsb, yg pengen sy garis bawahi adalah novel ini merupakan novel yg sarat dengan pengetahuan, didalamnya banyak banget ilmu2 sbg referensi, yg kang Abik tuangkan sebagai penguat karakter Fahri yg Smart. Novel ini bercerita dengan sangat detail, saat kang Abik mendeskripsikan Oxford Union dimana Fahri melakukan debat dengan  2 profesor, yaitu Prof. Mona Bravmann dan Prof. Horten. Membuat kita bisa mendeskripsikan gimana sih Oxford Union itu, ya meskipun kapan atuh ya kita ke London. Hehehe (btw, latar dari nivel ini bukan d indonesia yah, jadi kalian bakal mupeng banget deh sama suasana luar negri.wkwkwk) Isi debatnya begitu berbobot, bagaimana sebuah konsep theologi dipaparkan dengan gamblang. Pemaparan yg smart dan santun, sungguh mengagumkan, sy jadi membayangkan jika saja orang2 islam se-ideal Fahri, maka jaya sentausa umat islam, rahmatan lil alamin bukan hanya sebatas kata2, namun tercermin dalam sikap. Hehehe
 But, semua adalah proses hingga pada satu titik nanti islam akan kembali memancarkan cahayanya.. Trust it.
Oh iya, novel ini menyentuh jiwa banget deh pokoknya. Kita akan dibawa pada sebuah imajinasi yg begitu hidup, merasakan kelembutan hati yg begitu nyata. Ahahaha (labay yah gue)
Namun, satu catatan sy untuk novel ini, yaitu Ending yg "terlalu sempurna". Transpalasi wajah yg dilakukan Aisha membuat sy tak habis fikir.
Yah, pokoknya gitu deh, klo sy ceritain semua disini, kalian jadi males baca nanti. Hehe
Baca aja, dan rasakan sensasinya...😀😀
.
Klo kalian kebingungan nyari bukunya dimana, kalian bisa hub. sy, @lokobuku jadi solusi bacaan islami buat kalian yg hobi baca. Hehehe (ujung2 nya promosi yah tetep) dasar perempuan preneur... Wkwkwk.
.
Salam literasi dari sy buat kalian semua. 😊😊

Kamis, 12 Oktober 2017

Teman perjalanan

Bismillah..
Salam..

Tulisan ini, tepat tulisan ke 100 dalam blog ini... Tak terhitung tulisan yg pernah nongki dan kemudian d hapus (deuuuh jadi blogger galau pisan).

Memasuki musim hujan, tanah yang gersang kembali hidup, tumbuhan yang layu mulai mengeluarkan tunas. Mereka yang hampir kering, kembali mengeluarkan daun muda. Biji2an mulai menjadi kecambah. Udara panas berganti sejuk dengan iringan nyanyian hujan. Setiap tetes air yg jatuh dari langit menghasilkan suara yang syahdu.

Aku basah kuyup lantaran menerobos derasnya hujan. Berharap segera sampai dirumah lebih cepat, namun jalanan siang itu sedikit tak bersahabat, antrian kendaraan memenuhi ruas jalan, terjadi kemacetan karena ada mobil yg mogok. "yah, gak bisa nyampe cepet ini mah"
gumamku. Teringat berkas penting yg ku bawa, sementara guyuran hujan semakin deras. Tak yakin berkas itu akan selamat jika terus bertahan dalam kemacetan. Akhirnya kucoba menepi, berteduh disebuah warung dipinggir jalan. Seorang ibu dengan daster dan kerudung warna coklat menyapa "waduh, basah kuyup gitu neng. Gak bawa jas hujan? ", sepertinya dia pemilik warung. Aku tersenyum dan menggelengkan kepala. "sok mangga neng duduk dulu, sambil nunggu gak macet, haduh nanti masuk angin neng" ibu itu terus saja berceloteh, naluri seorang ibu nya bekerja dengan baik. Kembali aku tersenyum "muhun bu, ikut berteduh disini". "iya sok mangga, kenapa gak si akang aja neng yang bawa motornya? Ibu mah palaur, hujan2 gini perempuan bawa motor". DAR.... Aku terkejut dengan pertanyaan itu, pertanyaan yg membuat hatiku semakin beku. Namun segera kujawab "akang lg sibuk bu, jadi sy bawa motor sendiri". Pliiisss, hati ini geli banget, kenapa pula harus menerima pertanyaan itu disaat seperti ini. Tak jauh dari situ, seorang pria yg lebih dulu berteduh ditempat itu menghampiri dan berkata pelan kepadaku "jangan bohong, dari matamu aku tau kalo kamu belum menikah." Iiiisshh siapa pula dia, aku menoleh dengan kening berkerut, namun pria itu hanya tersenyum dan kembali berkata "gak usah heran, kamu gak ada bakat buat bohong, aku hanya membaca gestur tubuhmu". Akhirnya aku tersenyum dan berkata "tapi jawabanku tadi gak bohong, aku hanya mengira2, mungkin dia sedang bekerja". Diapun tersenyum.

Antrian kendaraan mulai berjalan,