Jumat, 14 November 2014

Dulu kita bercahaya


Bismillahirohmanirrohim.


Maka bergemuruhlah Makkah dan Madinah oleh lantunan takbir dan talbiyah, ketika sunyi membungkam Roma dan Konstantinopel dalam kekakuan dogma.
Maka hangatlah diskusi-diskusi di Bashrah dan Kuffah, saat Genoa dan Venesia dihantui inkuisisi.
Maka bersinarlah perpustakaan Kairo, ketika para dukun komat-kamit dikegelapan Lissabon.
Maka gemerlaplah Baghdad oleh lantunan ayat disemarak malam, ketika Paris gelap gulita sejak senja dalam takhayul dan mitos.
Maka gemericiklah air mancur Damaskus dalam kesucian thaharoh ketika para 'bangsawan' di London menganggap mandi sebagai aktivitas berbahaya.
 Maka berdengunglah ayat-ayat Allah menjelang buka puasa dengan sajian kurma, yoghurt, serta buah segar dibalkon-balkon pualam Cordoba dan Granada, saat Khatedral di Wina dan Biara di Bern menutup makan malam dengan puding darah babi. (Salim A. Fillah dan bukunya Gue Nenver Die)


Kawan, kau lihat.. disatu zaman islam jaya luar biasa. Islam mengangkat derajat umat manusia membawanya dari kegelapan menuju cahaya Ilahi. Islam mengusai hampir 2/3 Dunia. Islam memimpin dengan gagahnya. Tidak heran, karena islam menupakan agama yang sempurna dan paripurna, mengatur kehidupan manusia dari pribadi hingga bernegara. tapi lihatlah kini kawan, semua seolah porak porandatak bersisa. kau tahu ini karena apa.. ada satu hal yang menyebabkan mengapa barat bangkit dan islam mengalamu kemunduran, yaitu sama2 meninggalkan agama. barat bangkit karena meninggalkan agama, agama mereka hanya penuh dogma yang mengungkung. sedangkan islam, sagama yang sempurna jika kita meninggalkan agama ini maka mundurlah kaum muslim. kemunduran ini berawal dari runtuhnya khilafah utsmani pada tahun 1924.
Sekarang, tugas kita adalam mengembalikan islam pada kaum muslim. khilafah yang merupakan perisai bagi umat islam harus kita perjuangkan untuk bisa bangkit kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar